TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar mengklaim menang di 91 dari 171 daerah pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018. Jumlahnya setara dengan 53,22 persen suara.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus, mengatakan partainya terutama unggul di 10 provinsi yang menyelenggarakan pilkada. Salah satunya di Sumatera Utara. "Dari sembilan pilkada di sana, Golkar memenangkan tujuh pilkada atau ekuivalen dengan 78 persen suara," kata dia di Kantor DPP Golkar, Jakarta pada Jumat, 29 Juni 2018.
Di Sulawesi Selatan, Golkar menyatakan pasangan calon kepala daerah yang diusungnya menang di 10 dari 13 daerah atau setara 76,92 persen. Sementara di Sumatera Barat, partai itu memenangkan dua dari empat pilkada.
Baca: Klaim Banyak Menang di Pilkada, Golkar Optimistis Hadapi Pilpres
Menurut Lodewijk, Golkar juga unggul di Kalimantan. Kalimantan Selatan dikuasai dengan kemenangan tiga dari empat pilkada. Di Kalimantan Barat terdapat empat dari enam pasangan calon kepala daerah yang diusung Golkar menang atau setara 67 persen. Sementara itu dari 11 pilkada di Kalimantan Tengah, Golkar memenangkan 7 pilkada atau 61 persen suara.
Partai berlambang beringin ini juga unggul di Banten dengan memenangkan tiga dari empat pilkada. Di Nusa Tenggara Timur, Golkar memenangkan 7 dari 11 pilkada atau menguasai 63,63 persen. Sementara di Papua, Golkar menguasai 62,50 persen karena memenangkan 5 dari 8 pilkada.
Satu lagi, basis kekuasaan Golkar dalam pilkada kali ini adalah Jawa Timur karena Golkar memenangkan 9 dari 19 pilkada atau 47,37 persen suara. Khusus untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur, Golkar mengklaim menang di 10 dari 17 provinsi. Totalnya setara dengan 58,8 persen suara. Namun Lodewijk tak merinci daerah tersebut.
Baca: Berebut Posisi Cawapres, Koalisi Jokowi Dianggap Tak Akan Pecah
Dari hasil pilkada ini, Golkar kini memiliki 8 kader yang menjabat sebagai kepala daerah. Dua antara lainnya merupakan Gubernur Lampung dan Gubernur Maluku Utara. Sementara lainnya adalah Wakil Gubernur di NTT, Kalimantan Barat, dan Papua.
Menurut Lodewijk, data kemenangan itu dirangkum dari hitung cepat, real count, dan informasi dari jajaran partai di daerah. Hasilnya, kata dia, masih mungkin berkembang. "Pertama terkait dengan hasil yang batas margin errornya 2-3 persen," kata dia.
Selain itu, Golkar masih belum menerima data penghitungan dari tujuh titik pilkada, terutama Papua. Selain itu, hingga kini masih ada daerah yang belum menggelar Pilkada.
Lodewijk mengatakan data di atas membuat partai optimistis memenangkan pemilihan legislatif dan presiden tahun depan. Menurut dia, mesin Golkar sudah berjalan efektif. "Strategi untuk menempatkan pilkada 2108 jadi warming up mesin partai jelang 2019 dapat dinilai cukup berhasil," ujarnya.
Baca: Golkar Buka Peluang Koalisi dengan Demokrat Menangkan Jokowi