TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Polda Riau telah memeriksa tiga terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus atau Densus 88 di Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau. Pemeriksaan itu mengungkap dua alasan terduga memilih kampus untuk merencanakan aksi mereka.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengatakan ketiganya memilih lingkungan kampus karena dinilai aman. "Kedua, ada beberapa serbuk yang diambil dari laboratorium, itu memudahkan dia merakit," ujar Iqbal saat dihubungi, Ahad, 3 Juni 2018.
Baca: Penangkapan di Universitas Riau dan Radikalisme di Kampus
Ketiga terduga teroris yang ditangkap merupakan alumni Universitas Riau. Mereka adalah ZM, alumni jurusan Ilmu Pariwisata Fisip Unri angkatan 2004, BM alumni jurusan Administrasi Publik Fisip Unri angkatan 2005 dan ED alumni jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unri angkatan 2005.
Densus 88 menyita sejumlah barang bukti dari ketiganya. Barang tersebut berupa 4 buah bom siap ledak serta material bom berupa serbuk dan kabel. Densus juga menemukan dua tas ransel beserta bungkusan plastik milik ketiga terduga teroris.
Baca: Terduga Teroris di Universitas Riau Berencana Ledakkan Gedung DPR
Penggeledahan Gelanggang Mahasiswa, kata Iqbal, sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. "Jadi gini itu sudah sesuai SOP ya. Penggerebekan dilakukan tidak sedang kuliah," ujar dia.
Saat operasi di Universitas Riau, tim Gegana turut mengamankan area kampus. Petugas memasang garis polisi di sekeliling kampus. Kehadiran petugas bersenjata lengkap menarik perhatian mahasiswa.