TEMPO.CO, Palembang-Kapolda Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara meminta masyarakat tidak terlampau khawatir atas penangkapan dua terduga teroris di wilayah itu beberapa waktu lalu. Menurut Zulkarnain dua terduga teroris asal Pekanbaru yang ditangkap polisi itu hanya sekedar mampir, bukan sedang merencanakan aksi teror.
"Orang-orang itu bukan orang Sumatera Selatan, bukan pendatang, artinya mereka hanya numpang lewat," kata Zulkarnain di Palembang, Selasa, 22 Mei 2018.
Baca Juga:
Baca: Polisi Tangkap 74 Terduga Teroris Setelah Peristiwa Bom Surabaya
Meski demikian Zulkarnain memerintahkan anak buahnya senantiasa mewaspadai hal-hal yang mencurigakan. Sebab, kata dia, polisi termasuk sasaran utama pelaku teror. Apalagi Sumatera Selatan akan menjadi tuan rumah Asian Games pada Agustus nanti sehingga keamanan dan kenyamanan pendatang maupun warga diutamakan.
Zulkarnain juga meminta masyarakat tidak terlalu paranoid karena penanganan teroris langsung di bawah Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. "Sebenarnya kita ini kan hanya ketempatan (terduga teroris) saja," ujarnya.
Pada 14 Mei 2018 Densus 88 menangkap dua warga Pekanbaru, yakni Heri Hartanto alias Abu Rahman, 38 tahun, dan Hengki Satria alias Abu Ansor, 39 tahun. Keduanya ditangkap di kawasan pasar Km 5 Palembang. Mereka terpantau singgah di Palembang dalam perjalanan pulang setelah gagal melakukan teror di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok.
Simak: Densus 88 Antiteror Buru Enam Anggota JAD Palembang
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada pasca-penangkapan dua terduga teroris asal Pekanbaru. Ia optimistis warga dapat menjaga keamanannya sendiri. Sebab, warga Sumatera Selatan dikenal sebagai daerah bebas konflik bernuansa SARA.
Namun pasca-penangkapan dua terduga teroris itu pengamanan di tempat keramaian dan obyek vital nasional di Sumatera Selatan langsung diperketat. "Kita pertahankan daerah yang zero konflik," kata Alex.
PARLIZA HENDRAWAN