TEMPO.CO, Surabaya- Gereja-gereja di Surabaya yang melaksanakan kegiatan misa maupun kebaktian mendapat penjagaan ketat oleh aparat keamanan, Minggu, 20 Mei 2018. Selain polisi, pengamanan juga dilakukan oleh tentara, Barisan Serbaguna (Banser) Ansor, Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat.
Di Gereja Hati Kudus Yesus, Katedral Surabaya, Jalan Polisi Istimewa misalnya, jemaat diimbau tidak membawa tas besar maupun sedang masuk gereja. Jemaat diarahkan keluar masuk melalui satu pintu. “Jemaat diawasi ketat,” kata Riski, salah seorang jemaat.
Baca: Bom di Gereja Surabaya Mengguncang Warga
Di Gereja Santo Vincentius A Paulo, Jalan Widodaren Surabaya, pengamanan juga cukup rapat. Menurut salah satu jemaat gereja itu, Andreas Nicolaus, polisi, tentara, Banser bersiaga mengamankan kegiatan ibadah. “Ada juga beberapa orang berbadan gede, tapi saya kurang tahu dari institusi mana,” kata Andreas.
Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro dan Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya yang Ahad pekan lalu menjadi sasaran teror bom juga telah dipakai untuk ibadah. Di Santa Maria misa telah dilakukan sejak Sabtu sore kemarin, 19 Mei 2018.
Simak: Polisi Minta Ibadah Misa Dilakukan di Dalam Gereja
Dari pengamatan Tempo, pengamanan di Gereja Santa Maria Tak Bercela ketat dan berlapis. Di tempat parkir kendaraan tiap tas jemaat digeledah oleh petugas pengamanan internal. “Mohon dimaklumi,” kata salah seorang petugas berseragam safari.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Rudi Setyawan berkeliling memantau keamanan peribadatan umat Kristiani. Menurut Rudi ia menurunkan 1.200 personel polisi menjaga sekitar 300 gereja di Surabaya dari gangguan teror.