TEMPO.CO, Pekanbaru - Tim gabungan Kepolisian Daerah Riau dan Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap delapan terduga teroris di Kota Dumai, Riau. Beberapa di antaranya diduga masih memiliki hubungan darah dengan tersangka teror di Markas Kepolisian Daerah Riau. "Beberapa dari mereka ada hubungan keluarga," ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau Ajun Komisaris Besar Sunarto di Pekanbaru, Kamis, 17 Mei 2018
Ia mengatakan kedelapan terduga teroris ditangkap di sejumlah titik di Kota Dumai seusai penyerangan di Mapolda Riau pada Rabu pagi lalu. Dumai merupakan sebuah kota madya yang berjarak sekitar lima jam perjalanan darat dari Kota Pekanbaru.
Baca: Penyerangan Polda Riau, Densus 88 Tangkap Delapan Orang di Dumai
Empat terduga teroris tewas ditembak petugas dalam penyerangan di Mapolda Riau. Mereka adalah Mursalim alias Ical alias Pak Ngah, 42 tahun, Suwardi (28), Adi Sufyan (26), dan Daud (45). Sementara itu, delapan terduga teroris yang kini masih menjalani pemeriksaan di Kepolisian Resor Dumai berinisial HAR, NI, AS, SW, HD, YEP, DS, dan SY alias IJ.
HAR, ucap Sunarto, merupakan kakak kandung Suwardi, salah satu tersangka yang tewas ditembak mati dalam insiden penyerangan Mapolda Riau. Selain mengamankan HAR, polisi menangkap NI, ibu kandung Suwardi. Adapun SW diketahui merupakan ibu tersangka Adi Sufiyan. Ia ditangkap bersama HD dan YEP, adik kandung Adi Sufiyan, yang juga salah satu pelaku teror Mapolda Riau.
Baca: Penggeledahan di Dumai, Densus 88 Temukan Buku tentang ISIS
Sunarto menuturkan Pak Ngah merupakan ketua kelompok teror penyerangan Mapolda Riau. "Pak Ngah sebagai pemimpin, tapi belum tahu dari kelompok mana," ujarnya. Mereka diduga berafiliasi dengan kelompok teroris penyerang itu.
Meski begitu, Sunarto mengatakan pihaknya masih mendalami delapan terduga teroris yang ditangkap dengan pemeriksaan intensif yang digelar di Markas Polres Dumai. "Delapan orang yang diamankan masih didalami keterangannya di Mapolres Dumai," tuturnya.