TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Presiden Moeldoko mengungkapkan alasan penanganan kerusuhan di Markas Komando atau Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, yang terkesan tertutup dan memakan waktu lama. "Karena ini persoalan taktikal yang tidak boleh diobral atau disampaikan," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat, 11 Mei 2018.
Moeldoko pun menceritakan awal mula penanganan kerusuhan tersebut. Ketika kerusuhan pecah pada Selasa malam, 8 Mei 2018, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima laporan ketika berada di Pekanbaru, Riau. Presiden Jokowi pun memerintahkan untuk membuat kesatuan komando. "Instrumen keamanan semuanya disiapkan," ujarnya.
Baca: Tito Karnavian Ungkap Polisi Tak Menyerbu Rutan Mako Brimob
Sejumlah pejabat negara mengisi kesatuan komando yang diketuai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. Mereka adalah Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Budi Gunawan.
Jokowi pun memberikan sejumlah arahan kepada tim ini. Pertama, Presiden Jokowi meminta penanganan berjalan tanpa ragu-ragu. Kedua, Presiden meminta menghindari korban yang tidak perlu. Ketiga, adanya batasan waktu untuk penyelesaian. "Itu petunjuk dari Presiden," tutur Moeldoko.
Militer dan kepolisian menjalankan prosedur pengambilan keputusan. Dari prosedur tersebut, kata Moeldoko, ada sejumlah alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kerusuhan, di antaranya melakukan serbu langsung, intention, dan tindakan taktis. Langkah itulah yang membuat 155 tahanan dan narapidana teroris menyerah.
Baca: Kepala Polri: Rutan Mako Brimob Bukan Didesain Maximum Security
Insiden kerusuhan terjadi selama 36 jam sejak Selasa malam. Kerusuhan itu mengakibatkan enam orang tewas. Lima di antaranya perwira kepolisian dan satu lain tahanan. Sementara itu, empat polisi sebelumnya sempat disandera.
Polisi berhasil menangani kerusuhan dan membebaskan anggotanya yang disandera, Bripka Iwan Sarjana, pada Kamis pukul 00.00. Pukul 07.15 WIB, Wiranto menyatakan para narapidana menyerah dan operasi penanganan kerusuhan selesai. Sejauh ini, diduga kerusuhan Mako Brimob pecah dipicu pembagian makanan di sel Blok C.