TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan kemenangan Mahathir Muhammad atas Najib Razak dalam Pemilihan Umum di Malaysia menginspirasi partainya dalam Pemilihan Presiden 2019. Riza mengatakan isu yang digunakan Mahathir untuk mengalahkan Najib hampir sama dengan isu yang berkembang di Indonesia.
"Bisa dikalahkan karena kebetulan isunya sama, yaitu ekonomi, utang, dan tenaga kerja asing," ujar Riza di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis, 10 Mei 2018. Mahathir Muhammad mengalahkan Najib Rajak yang berstatus calon inkumben.
Baca: Terinspirasi Mahathir, Gerindra Yakin 2019 Inkumben Akan Kalah
Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin bekas Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memenangkan pemilu Malaysia dengan meraih mayoritas suara. Semasa kampanye, Mahathir berulang kali menyebut bekas anak didiknya, Najib Razak, yang didukung pada 2009, untuk menggantikan anak didiknya yang lain yaitu Abdullah Badawi, sebagai koruptor dan sering menyalah-gunakan kekuasaan pemerintah.
Dalam kampanye di Putrajaya pada akhir pekan lalu, Mahathir menyindir munculnya skandal 1MDB, yang merupakan perusahaan pengelola dana investasi milik pemerintah. 1MDB merupakan singkatan dari 1 Malaysia Development Berhad. Nama Najib Razak disebut-sebut terkait dalam skandal triliunan rupiah ini. ”Apa hasilnya 1MDB? Tidak ada,” kata Mahatir menyindir.
Mahathir juga menyindir soal kebijakan pajak Goods and Services Tax buatan Najib Razak. Kebijakan pajak ini, kata dia, membuat harga-harga kebutuhan pokok menjadi naik dan menambah beban hidup masyarakat. Mahathir meminta masyarakat untuk memilih koalisi Pakatan Harapan untuk mengakhiri kekuasaan pemerintahan kleptokrat pimpinan Najib Razak.
Baca: Soal Pidato Indonesia Bubar 2030, Prabowo: Ini untuk Kita Waspada
Riza pun menyatakan cara Mahathir berkampanye membuat partainya yakin bisa memenangkan pemilu. Terlebih lagi, kata dia, Indonesia dan Malaysia adalah negara yang serumpun. "Ini meyakinkan kami Pak Prabowo akan terpilih sebagai presiden pada pemilu 2019," ujarnya.
Riza mengatakan isu soal utang, ekonomi, sembako, dan harga komoditas yang mahal, sampai tenaga kerja asing merupakan isu panas memasuki tahun politik. Namun, ia menolak jika Gerindra disebut mengkapitalisasi isu demi merebut kemenangan pada kontes politik mendatang. "Kami memperjuangkan aspirasi dan harapan masyarakat," kata Riza.