TEMPO.CO, Blitar - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan insiden yang terjadi di Mako Brimob menjadi pelajaran mahal untuk mengevaluasi penanganan radikalisme di Indonesia. Hasto menuturkan partainya mendukung penuh Kepolisian RI untuk bersikap tegas terhadap teroris.
“Terorisme harus diberikan penanganan khusus, tidak cukup hanya deradikalisasi,” katanya di Blitar, Kamis, Jawa Timur, 10 Mei 2018.
Baca: Pengacara-Teroris Komunikasi Saat Mako Brimob Rusuh, Ini Isinya
Kepolisian didesak bersikap lebih tegas kepada mereka untuk menjaga kewibawaan negara. Upaya-upaya deradikalisasi yang selama ini dipergunakan untuk menyadarkan para teroris dianggap tidak cukup efektif. Karena itu, dibutuhkan upaya yang lebih khusus untuk menghadapi aksi terorisme dan radikalisme dari pemerintah.
Hasto juga mengingatkan agar masyarakat kembali membumikan Pancasila guna mencegah aksi radikalisme. Penggunaan agama sebagai tameng melakukan teror juga harus dihentikan agar tak berkembang lebih luas. “Jangan sampai agama dijadikan alat untuk menyebarkan fitnah,” ujarnya.
Baca juga:
Baca: Drama 36 Jam Kerusuhan di Rutan Mako Brimob
Presiden Joko Widodo, menurut Hasto, sudah menyatakan sikap untuk mengevaluasi upaya penanganan teroris. Masyarakat diminta tetap tenang dan aktif membantu pemerintah menangkal gerakan radikalisme yang muncul.
Insiden yang terjadi di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, menjadi perhatian internasional. Lima anggota Polri tewas di tangan narapidana teroris yang melakukan kerusuhan. Selain menewaskan lima polisi, mereka juga sempat merebut senjata api milik polisi untuk melakukan perlawanan.