TEMPO.CO, Pekanbaru - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang meyakini partainya dapat lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dalam pemilihan umum atau pemilu 2019. Oesman tak peduli dengan hasil survei beberapa lembaga yang menunjukkan tren negatif perolehan suara partainya menjelang pemilu.
"Kalian jangan percaya survei-survei itu. Kami memiliki optimisme dan semangat yang tinggi untuk lolos ambang batas parlemen," kata Oesman di Pekanbaru, Rabu, 9 Mei 2018.
Baca: Di Riau, Oesman Sapta Bertemu Jokowi, Bahas Cawapres 2019
Dia menilai optimisme itu sangat berdasar karena semua mesin partai dan para kader sudah bergerak untuk menggaet suara konstituen di semua tingkatan. Menurut Oesman, dalam Rapat Kerja Nasional Partai Hanura, semua anggota legislatif di daerah menunjukkan soliditas internal menghadapi pemilu 2019.
Pernyataan Oesman bukan tanpa alasan. Sebab, kata dia, dalam rakernas, sebanyak 1.040 anggota DPRD tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota hadir. "Itu belum pernah terjadi selama ini," ujarnya.
Ketua DPP Partai Hanura Arief Suditomo mengatakan partainya memiliki alat untuk memenangi pemilu. Dia meyakini hasil survei tidak menjamin hasil pemilu. "Ada hal yang lebih bisa dilakukan dari sekadar survei untuk memenangi pemilu. Misalnya saya berjuang secara mandiri untuk hal yang saya yakini," ujarnya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA membagi partai politik dalam tiga divisi. Pertama, lembaga ini memasukkan partai yang diperkirakan akan mendapatkan perolehan suara di atas 10 persen. Mereka adalah PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.
Baca: Partai Berelektabilitas Rendah di Pilpres 2019 Kata LSI Denny JA
Kedua, partai politik yang perolehan suara berada di bawah 10 persen, tapi tetap lolos ambang batas parlemen 4 persen. Mereka adalah Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Demokrat.
Divisi ketiga, lembaga ini mencatat sejumlah partai dengan perolehan suara di bawah 4 persen. Mereka adalah Partai Hanura, Partai Bulan Bintang, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Garuda, dan Partai Berkarya.
Data survei menjelang pemilu 2019 tersebut diambil pada 28 April-5 Mei 2018 dengan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka responden dengan mengisi kuesioner yang melibatkan 1.200 responden dan margin of error sekitar 2,9 persen.