TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah media online sepakat berkolaborasi dan menggulirkan gerakan anti-hoax dengan meluncurkan situs Cekfakta.com. Situs ini akan diisi konten verifikasi yang dibuat redaksi media-media online untuk membasmi penyebaran berita bohong di ruang percakapan publik. Kerjasama ini dinilai penting menjelang pelaksanaan Pemilu di Indonesia.
"Kami percaya gagasan Cekfakta.com ini terobosan yang dibutuhkan Indonesia di tahun krusial ini, menjelang Pilkada Serentak dan Pemilihan Presiden 2019," ujar Wenseslaus Manggut, Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 5 Mei 2018.
Baca: Ratusan Mahasiswa Palu Siap Perangi Hoax
Kolaborasi yang diluncurkan dalam kaitan peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia pada 3 Mei ini, juga melibatkan Google News Initiative, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Masyarakat Antifitnah Indonesia atau Mafindo. Platform Cekfakta.com sendiri didukung 22 media online, yang semuanya merupakan anggota AMSI.
Adapun media yang bergabung adalah tempo.co, tirto.id, viva.co.id, suara.com, detik.com, kompas.com, liputan6.com, merdeka.com, katadata.co.id, beritajatim.com, kbr.co.id, bisnis.com, beritasatu.com, kabarmedan.com, kabarmakassar.com, antaranews.com, dream.co.id, timesindonesia.co.id, riauonline.co.id, thejakartapost.com, kontan.co.id, dan republika.co.id.
AMSI sendiri membuka kesempatan bagi semua media online lain yang belum bergabung untuk turut serta dalam program ini, selama media itu mengikuti standar dan pedoman verifikasi yang disepakati bersama.
Sejak awal tahun ini, Tempo.co sendiri juga telah mempunyai cekfakta.tempo.co sebagai langkah untuk memerangi hoax.
Trusted Media Summit yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Internews dan didukung oleh Google News Initiative, diadakan di Hotel Gran Melia, Jakarta, Sabtu 5 Mei 2018. Istimewa
Ketua AJI Indonesia, Abdul Manan mengatakan, dengan melibatkan media dalam platform ini, diharapkan jurnalis terlibat lebih intens dalam memerangi penyebaran berita bohong. Menurut dia, fake news memberikan dampak negatif terhadap kepentingan publik jika dibiarkan.
Baca: Polisi Pastikan Kabar Pemutihan SIM di Media Sosial adalah Hoax
Manan berpendapat gerakan ini juga merupakan bagian dari kerja jurnalis yang harus melakukan verifikasi terhadap suatu data dan fakta. "Jadi ini bagian dari implementasi praktik good journalism," ujarnya.
Ryan Rahardjo, selaku Publik Policy and Government Relation Senior Analyst Google Indonesia, menyebutkan Cekfakta.com merupakan gerakan yang sesuai dengan program pemerintah dalam memerangi hoax. Menurut dia, ini juga bagian dari kewajiban Google dalam memastikan masyarakat Indonesia dalam mendapatkan informasi yang benar. "Masyarakat harus mendapatkan informasi yang terpercaya dan akurat," ujarnya.