TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan nama Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY masuk dalam daftar panjang calon wakil presiden untuk Joko Widodo. Menurut PDIP, AHY telah memenuhi kriteria umum cawapres Jokowi di antaranya populer dan disukai masyarakat.
“Oh iya, dia sudah masuk long list-nya PDIP, tapi masuk ke daftar pendek atau prioritas kami tidak tahu,” kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno saat dihubungi Tempo pada Jumat, 4 Mei 2018.
Baca: Survei Indikator: AHY Diunggulkan Mendampingi Jokowi
AHY memulai debut politiknya saat menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Meski kalah, popularitas anak sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu melejit. Dia selalu masuk sebagai kandidat dalam bursa capres maupun cawapres dalam survei yang diselenggarakan sejumlah lembaga.
Dalam survei Indikator Politik Indonesia, AHY menjadi kandidat terkuat untuk menjadi cawapres Jokowi. AHY mendapat 16,2 persen suara, mengalahkan Anies Baswedan sebesar 13 persen, Gatot Nurmantyo 7 persen dan 16 kandidat lainnya.
Meski begitu, Hendrawan mengatakan partainya tidak mau terburu-buru menentukan cawapres Jokowi hanya dari hasil survei. Menurut dia, ada sejumlah faktor yang mesti dipenuhi untuk jadi cawapres Jokowi.
Baca: AHY Tak Mau Berspekulasi Soal Pencalonan Capres 2019
Hendrawan mengatakan PDIP mempunyai tiga jenjang klasifikasi untuk cawapres Jokowi. Yang pertama adalah daftar panjang, yaitu cawapres yang dinilai sudah memenuhi kriteria umum. Kriteria umum yang dimaksud adalah memiliki kompetensi dan integritas yang baik, mampu meningkatkan elektabilitas dan memiliki kecocokan dengan Jokowi.
Jenjang klasifikasi kedua adalah daftar pendek, yaitu cawapres yang telah memenuhi kriteria umum dan telah didiskusikan antar ketua umum partai pendukung Jokowi. Dan ketiga adalah daftar prioritas, yaitu nama calon yang sudah dikomunikasikan dan memiliki kecocokan dengan Jokowi.
Hendrawan menuturkan AHY bukan satu-satunya nama cawapres yang masuk dalam daftar panjang PDIP. Menurut dia, masih ada nama lain, seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. “Untuk nama-nama di daftar pendek dan daftar prioritas itu hanya ketua umum yang mengetahui,” kata dia.