TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan hasil survei yang selama ini yang beredar tidak bisa dijadikan patokan kemenangan dalam Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Presiden 2019. Meskipun, kata dia, rata-rata lembaga survei menempatkan PDIP dalam posisi teratas dari sisi elektabilitas.
“Karena hasil survei itu dinamis. Kalau hari ini PDIP naik, lalu terjadi hal yang tidak diinginkan, kemungkinan, besok PDIP sudah turun,” kata Megawati saat membuka Rapat Koordinasi Bidang Politik dan Keamanan Tingkat Nasional di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis, 3 Mei 2018.
Baca: Megawati Ingatkan Kader PDIP Waspadai Politisasi Hukum
“Jangan bangga dengan hasil survei. Saya tidak pernah mengajarkan hanya duduk-duduk dan menunggu hasil survei,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Megawati memaparkan hasil survei Kompas 28 Maret – 1 April 2018. Survei itu menempatkan PDIP sebagai partai dengan tingkat elektabilitas nomor satu, yakni sebesar 33,3 persen. Urutan kedua adalah partai Gerindra dengan elektabilitas sebesar 10,9 persen.
“PDIP bisa jadikan itu sebagai sebuah kebanggan tapi jangan menjadi sombong,” kata Megawati.
Untuk mempertahankan elektabilitas itu, Megawati meminta semua anggota PDIP tidak melakukan hal yang membuat nama partai menjadi buruk. Dia juga melarang anggota berbicara seolah-olah mengatasnamakan partai, tapi sebenarnya demi kepentingan pribadi.
Baca: Megawati Minta Kader PDIP Bekerja Sampai Pingsan
Jika ada anggota PDIP yang melakukan penyimpangan, Megawati mengatakan dirinya tak segan memecat anggotanya tersebut. Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan partai.