TEMPO.CO, Jakarta - Joko Widodo atau Jokowi menjadi calon presiden dengan angka keterpilihan tertinggi berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia. Direktur Eksekutif IPI Burhanudin Muhtadi mengatakan berdasarkan survei secara top of mind, persentase keterpilihan Jokowi mencapai 39,9 persen, disusul ketua umum Gerindra Prabowo Subianto 12,1 persen.
"Secara umum saat ini, Jokowi dan Prabowo masih merupakan figur utama dalam peta elektoral. Tapi, Jokowi tetap masih berada di puncak jika pemilihan dilakukan saat ini," kata Burhanudin di kantor IPI, Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018.
Baca: Survei: Elektabilitas Jokowi Teratas, Prabowo dan Gatot Menyusul
Selain kedua nama tersebut, ada Anies Baswedan dengan persentase 0,9 persen, Hary Tanoesudibjo 0,9 persen, Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang 0,7 persen, Gatot Nurmantyo 0,7 persen dan nama lainnya.
Dukungan terhadap Jokowi juga mengalami peningkatan dari survei tren top of mind. Pada September 2017, angkat keterpilihan Jokowi hanya 34,2 persen dan meningkat pada Maret 2018 menjadk 39,9 persen. Sedangkan, dukungan Prabowo naik sedikit dengan periode yang sama dari 11,9 persen menjadi 12,1 persen. "Prabowo sebagai pesaing utama relatif stagnan."
Selain itu, Jokowi juga tetap berada di urutan puncak sebagai calon presiden yang bakal dipilih dengan sistem survei semi terbuka. Dengan sistem survei semi terbuka ini, Jokowi mempunyai tingkat keterpilihan mencapai 51,9 persen. Sedangkan Prabowo 19,2 persen, disusul Anies Baswedan 2,2 persen, AHY 2 persen, Gatot Nurmantyo 1,7 persen, Hary Tanoesudibjo 1,4 persen dan nama lainnya.
Survei ini dilakukan pada 25-31 Maret 2018 dengan responden sebanyak 1.200 orang. Margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.
Baca: Survei: Tren Elektabilitas Jokowi dan Gatot Naik, Prabowo Turun
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara lndonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah bemmur 17 tahun atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random menggunakan metode multistage random sampling. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control herhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). "Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti."