TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon menilai pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan ulama Persaudaraan Alumni 212 sebagai langkah yang baik. "Saya pikir itu satu hal yang bagus," kata Fadli di kompleks parlemen, Jakarta, 25 April 2018.
Jokowi dan ulama dari Alumni 212 dikabarkan bertemu di sebuah masjid di Bogor, Jawa Barat, belum lama ini. Kalangan ulama yang hadir dalam pertemuan itu adalah Ketua Front Pembela Islam, Shobri Lubis; Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam, Muhammad Al-Khaththath; dan Ketua Persaudaraan Muslimin Indonesia, Usamah Hisyam.
Baca: Bertemu Ulama dari Alumni 212, Jokowi: Jaga Persaudaraan
Dari informasi yang diterima Fadli Zon, para ulama dari Alumni 212 itu bertanya kepada Jokowi soal janjinya menghentikan kriminalisasi ulama. Namun, Wakil Ketua DPR itu belum mengetahui detail isi pertemuan tersebut. "Dialog sangat baik apalagi dilakukan secara langsung dan dijawab secara langsung," ucapnya.
Fadli yakin ulama PA 212 akan menjelaskan secara langsung kepada masyarakat maksud pertemuan mereka dengan Jokowi. Politikus Partai Gerindra itu belum mau berpikir jauh terkait tujuan bahwa pertemuan tersebut untuk mendapatkan dukungan.
Semestinya, menurut Fadli, pertemuan semacam itu harus dilakukan sejak lama, bukan hanya saat mendekati pemilu. Gerindra sendiri telah intensif berkomunikasi dengan ulama mana pun baik dari PA 212 maupun lainnya. "Pertemuan bukan ritual upacara. Kami sering mendapatkan masukan dan mendukung kegiatan itu," ujarnya.
Baca: Zulkifli Hasan: Aksi 212 Tak Akan Terulang di Kasus Sukmawati
Pertemuan Jokowi dan ulama Alumni 212 itu, kata Fadli, juga untuk mempertanyakan mengapa kriminalisasi ulama masih berlanjut seperti yang kasus Alfian Tanjung, Jonru Ginting, Al Khaththath sampai Asma Dewi. "Yang dijanjikan presiden (menghentikan kriminalisasi) di lapangan tidak terealisasi," kata Fadli Zon.