TEMPO.CO, Jakarta - Persaudaraan Alumni 212 menganggap kasus puisi Sukmawati Soekarnoputri lebih menistakan agama dibandingkan ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal surat Al Maidah. Juru bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin mengatakan mereka akan melaporkan Sukmawati ke Bareskrim Mabes Polri.
"Besok (hari ini), kami akan laporkan Sukmawati ke Bareskrim. Jumat besok kami akan adakan aksi Bela Islam 64," kata Novel seusai rapat internal anggota PA 212 di Jalan Raya Condet, Jakarta Selatan, Selasa, 3 April 2018. PA 212 mulai rapat soal dugaan penistaan agama Sukmawati di sekretariat PA 212 sekitar pukul 19.30 dan berakhir 22.30.
Baca: Guruh Nilai Puisi Sukmawati Soekarnoputri Tak Menyinggung SARA
Puisi bertajuk Ibu Indonesia yang dibaca Sukmawati dalam acara '29 Tahun Anne Avantie Berkarya' di Indonesia Fashion Week 2018 pada 29 Maret 2018 menuai polemik, lantaran dinilai melecehkan agama. Dalam puisi itu disinggung soal azan dan cadar. Sejumlah pihak bahkan telah melaporkan kasus puisi Sukmawati itu ke kepolisian.
Menurut Novel, puisi yang dibacakan Sukmawati lebih menistakan agama dibandingkan ucapan Ahok yang spontan soal nukilan surat Al Maidah. Ahok, kata dia, mengucapkan kalimat yang menistakan agama secara spontan dan berada di komunitas khusus.
Sementara itu, Novel melanjutkan, Sukmawati membacakan puisi yang berjudul Ibu Indonesia itu dengan persiapan. Bahkan, menurut Novel, putri Soekarno itu menyadari saat itu dia disorot kamera. "Artinya berhadap-hadapan dengan kamera, teks sudah ditulis, artinya enggak mungkin langsung baca gitu aja. Pasti kan ada latihan agar semua berjalan lancar," tuturnya.
Baca: IKAMI: Puisi Sukmawati Soekarnoputri Bisa Timbulkan Kegaduhan
Ia menegaskan bahwa perkataan Sukmawati dalam puisi yang dibacakannya itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Soalnya, jika dibiarkan bisa berbahaya, menyebabkan situasi akan tidak kondusif. Bahkan, kata dia, puisi tersebut terdengar memprovokasi karena membenturkan adat dan syariat.
Padahal, kata Novel, syariat mengayomi adat yang tidak sesuai, dan bisa diluruskan. "Ini yang menjadi permasalahan. Dan yang kami lihat ini, ayahnya pendiri pancasila dan anaknya yang menghina pancasila pada konteks Ketuhanan yang Maha Esa," ujarnya.
Novel menyesalkan pernyataan tersebut terlontar dari Sukmawati Soekarnoputri yang beragama Islam. Apalagi, dalam dekrit presiden, agama sangat dijiwai oleh nilai Pancasila, yang tidak berubah sampai sekarang. "Yang dijiwai dekrit presiden yang ada unsur syariat Islam. Jadi sangat bertentangan."
Terkait rencana aksi Bela Islam 64 yang akan digelar pada Jumat besok, Novel mengatakan, akan memprioritaskan perempuan dalam penyampaian aspirasinya. Kata juru biacara Persaudaraan Alumni 212 itu, perempuan-perempuan yang nantinya akan membacakan puisi secara bergantian. "Unjuk rasa intinya soal penistaan agama. Yang pasti kami juga laporkan Sukmawati," ucapnya.