TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan longsor di Desa Pasir Panjang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, murni bencana alam. Lokasi longsor itu termasuk lokasi kategori rawan.
Sutopo mengatakan lokasi longsor merupakan hutan pinus, tepatnya di Perhutani Salem, RPH Babakan. Di sepanjang landasan longsor sama sekali tak ada permukiman.
"Ini murni bencana alam. Jadi tidak ada hubungannya dengan illegal logging dan perubahan atau konservasi lahan," kata Sutopo di kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat, 23 Februari 2018.
Baca: Cerita Suami Istri Korban Longsor Brebes Selamat dari Maut
Karena itu, kata Sutopo, korban longsor di Brebes adalah petani yang sedang bercocok tanam, pengemudi kendaraan, dan pelintas. Hingga siang hari ini pukul 12.00, sebanyak 7 orang meninggal, 13 hilang, serta 5 terluka.
Korban luka saat ini di antaranya berada di Rumah Sakit Banyumas, Rumah Sakit Majenang, dan tiga orang di Puskesmas Bentar. Selain itu, ada 245 orang yang mengungsi.
Baca: Tim Pencari Temukan Dua Jasad Korban Longsor Brebes
Berdasarkan topografi, lokasi itu termasuk rawan longsor karena berupa perbukitan dengan lereng curam. Jika lokasi dilanda hujan di atas normal, potensi longsornya sangat tinggi.
Menurut Sutopo, dua minggu sebelum longsor, terjadi hujan deras di lokasi tersebut. Hujan itu diduga memicu longsor pada Kamis pagi karena masuk mengisi pori-pori batu napal yang ada di bawah sehingga menjadi bidang peluncur tanah gembur di atasnya.
Luasan longsor di Brebes tercatat mencapai 16,8 hektare dengan panjang longsoran satu kilometer. Lebar mahkota longsor mencapai 120 meter dan lebar longsoran di bagian bawah mencapai 240 meter. Ketebalan longsor mencapai 5- 20 meter dengan volume diperkirakan mencapai 1,5 juta meter kubik.