TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sosial mendorong bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar korban longsor di Brebes, Jawa Tengah, disuplai dari gudang logistik provinsi.
"Tagana dari Kebumen, Cilacap, dan Banyumas, sudah diminta ikut membantu tanggap darurat dan menyiapkan dapur umum lapangan. Bantuan logistik didorong dari gudang logistik provinsi," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat saat dihubungi, Jumat, 23 Februari 2018.
Baca: Basarnas Bandung Bantu Cari Korban Longsor Brebes
Tim dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kementerian Sosial, kata Harry, juga sudah ke lokasi longsor. "Kami akan terus memperbarui data logistik dan kebutuhan lainnya," ujarnya.
Longsor terjadi di hutan produksi milik Perhutani BKPH Salem Petak 26 RPH Babakan di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada Kamis (22/2) pukul 08.00. Saat kejadian kondisi cuaca sedang tidak turun hujan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes telah mengajukan penetapan status tanggap darurat bencana longsor kepada Bupati Idza Priyanti.
Baca: Longsor Brebes, Evakuasi Korban Terkendala Medan
"Rencana masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak Kamis (22 Februari 2018) hingga Kamis (7 Maret 2018). Status tanggap darurat diperlukan untuk memudahkan penanganan darurat longsor," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan intesitas hujan cukup deras terjadi di wilayah Kecamatan Salem selama beberapa hari sehingga mengakibatkan beban air tanah bertambah dan mengakibatkan longsor. Akibatnya terjadilah longsor dari perbukitan menuruni lereng mengikuti kontur tanah dan gravitasi sehingga menerjang sawah di bawahnya dan menimbun petani yang sedang bekerja.
Longsor yang terjadi di Brebes ini mengakibatkan 14 orang mengalami luka-luka. Mereka saat ini dirawat di Puskesmas Bentar, Desa Pasir Panjang. Hingga Kamis, 22 Februari 2018, pukul 14.30, ditemukan lima orang meninggal dan 15 orang masih hilang diduga tertimbun longsor. Pencarian korban mengalami kesulitan karena mereka tanah masih bergerak, material longsor gembur, tebal, dan cukup luas. Alat berat juga belum dapat digunakan untuk mencari korban.