Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Eks Pengurus Gafatar Soal Maraknya Intoleransi

Reporter

image-gnews
Buya Syafii saat mendapat cinderamata ukiran geguritan dari Gerakan Masyarakat Yogya Melawan Intoleransi di Gedung Suara Muhammadyah Yogya, 17 Februari 2018. Tempo/Pribadi Wicaksono
Buya Syafii saat mendapat cinderamata ukiran geguritan dari Gerakan Masyarakat Yogya Melawan Intoleransi di Gedung Suara Muhammadyah Yogya, 17 Februari 2018. Tempo/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pengurus organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar, Adam Mirza, mengatakan intoleransi bukan sekadar fenomena sosial. "Ini bisa dipolarisasi. Virus ini bisa sangat masuk ke mana saja kalau tidak waspada," kata Adam dalam diskusi “Bincang-bincang Toleransi dan Perdamaian di Bulan Kasih Sayang” di Rumah Kembang Kencur, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.

Adam menuturkan intoleransi yang belakangan marak terjadi, seperti ujaran kebencian, sebetulnya dipicu dari masalah yang menimpa organisasi Gafatar. Menurut dia, ada propaganda dari kelompok intoleran untuk memberikan stigma bahwa Gafatar adalah kelompok agama. "Minim informasi, sehingga stigma begitu melekat. Sehingga organisasi kemasyarakatan non-agama bisa di-stigma-kan menjadi agama," katanya.

Baca:
Buya Syafii: Intoleransi Lampu Kuning, Sultan...
Cara Sultan HB X Selesaikan Kasus Intoleransi...

Menurut Adam, setelah Gafatar, aksi kelompok intoleran itu kemudian merambah ke pemilihan kepala daerah. "Sayangnya pemerintah enggak jeli. Justru termakan propaganda."

Menurut pria 40 tahun itu, Gafatar merupakan organisasi yang menjunjung tinggi toleransi. Keanggotaannya merangkul berbagai elemen masyarakat. Bahkan pernah ada anggotanya yang merupakan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka dan kelompok Negara Islam Indonesia. "Mungkin dia sudah jenuh dengan konsep-konsep separatisme, ini sudah mau kembali. Gafatar merangkul mereka. Kami enggak lihat perbedaan, junjung tinggi toleransi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga:
Persaudaraan Lintas Agama Kritik Intoleransi...
Heboh Selebaran Intoleransi di Rajeg, Kepala Desa...

Sejak didirikan pada 2011, Adam mengatakan, Gafatar memiliki 52 ribu anggota yang tersebar di 34 provinsi dalam empat tahun. Organisasi ini memiliki misi menjadikan bangsa Indonesia mandiri dan berdaulat secara pangan. Keberadaan organisasi itu, kata Adam, diterima dengan baik oleh masyarakat suku Dayak di Kalimantan. Sebab, dia menyebut, anggota Gafatar berhasil membuat lahan gambut bisa diolah menjadi lahan pertanian. Karena itu, anggota Gafatar pun tak sulit mendapatkan lahan untuk bertani.

Namun, sejak kemunculan kelompok intoleran, Adam mengungkapkan, pengurus Gafatar sepakat membubarkan diri pada 2015. Alasannya, mereka tak ingin membuat anggotanya yang sudah memiliki semangat toleransi tinggi menjadi hancur karena ketakutan. "Setelah bertahun-tahun, kok tiba-tiba ada masyarakat enggak suka kami. Terus mengusir. Dari dua tempat di Mempawah yang diusir itu, tiba-tiba di 30 titik lainnya di seluruh Kalimantan, orang-orang Gafatar dijemput paksa dengan senjata lengkap,” tuturnya.

Berkaca dari pengalaman Gafatar, Adam pun mengimbau pemerintah berhati-hati dengan tindakan intoleransi. "Di tengah semangat kita bertoleransi, kami harap pemerintah mewaspadai ancaman besar. Gafatar yang punya struktur rapi saja bisa dihancurkan. Yang menghancurkan punya sistem lebih rapi."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kembali ke NKRI, Eks Amir Jamaah Islamiyah Sampaikan Permintaan Maaf

55 hari lalu

Dalam rangka mencegah penyebaran Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET) di wilayah Jabodetabek, sekaligus memastikan semua anggota Eks-Jamaah Islamiyah (JI) mengikuti keputusan para pendiri dan Amir kelompok ini yang pada 30 Juni 2024 lalu bersepakat untuk membubarkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI, para petinggi kelompok JI akan kembali melakukan Sosialisasi Pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) dan Ikrar Kembali ke NKRI. Acara digelar di UPT. Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jawa Barat, pada Ahad, 8 September 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Kembali ke NKRI, Eks Amir Jamaah Islamiyah Sampaikan Permintaan Maaf

Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan kelompoknya


Petinggi dan Ratusan Anggota Jamaah Islamiyah Ikrar Kembali Setia ke NKRI

55 hari lalu

Dalam rangka mencegah penyebaran Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET) di wilayah Jabodetabek, sekaligus memastikan semua anggota Eks-Jamaah Islamiyah (JI) mengikuti keputusan para pendiri dan Amir kelompok ini yang pada 30 Juni 2024 lalu bersepakat untuk membubarkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI, para petinggi kelompok JI akan kembali melakukan Sosialisasi Pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) dan Ikrar Kembali ke NKRI. Acara digelar di UPT. Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jawa Barat, pada Ahad, 8 September 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Petinggi dan Ratusan Anggota Jamaah Islamiyah Ikrar Kembali Setia ke NKRI

Ratusan eks anggota Jamaah Islamiyah berkumpul di Bekasi dan berikrar kembali setia pada NKRI


Polisi Perpanjang Operasi Madago Raya di Poso untuk Cegah Radikalisme

14 Juli 2024

Personel Satgas Operasi Madago Raya Polda Sulteng melaksanakan razia kendaraan di Poso, Sabtu, 13 Juli 2024. Foto: ANTARA/HO-Humas Polda Sulteng.
Polisi Perpanjang Operasi Madago Raya di Poso untuk Cegah Radikalisme

Polda Sulawesi Tengah memperpanjang Operasi Madago Raya pada tahap ketiga untuk mencegah radikalisme dan terorisme


Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

18 Mei 2024

Ilustrasi ASN (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/tom)
Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

Perkumpulan Galaruwa kembali melengkapi bukti perihal laporan atas dugaan intoleransi ke Bareskrim Polri perihal kasus pembubaran ibadah.


Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

14 Mei 2024

Wali Kota Tangerang Selatan duduk bareng bersama Mahasiswa Katolik Unpam, warga Babakan dan tokoh terkait. Mereka membahas permasalahan intoleran yang sempat viral. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

Setelah sempat gaduh soal pembubaran doa rosario yang dilakukan mahasiswa Katolik Unpam, Wali Kota Tangerang Selatan gelar pertemuan.


Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

9 Mei 2024

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie memantau TPS terdampak banjir di Kompleks  Maharta, Pondok Aren, Rabu 14 Februari 2024. Tempo/Muhammad Iqbal
Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie meminta seluruh ketua RT dan RW menjalin komunikasi yang lebih baik dengan warganya


Warga Tangsel Tepis Pembubaran Mahasiswa UNPAM karena Ibadah Doa Rosario

7 Mei 2024

Rumah kontrakan yang menjadi tempat tinggal mahasiswi Universitas Pamulang yang juga sekaligus menjadi TKP dugaan pengeroyokan. TEMPO/Muhammad Iqbal
Warga Tangsel Tepis Pembubaran Mahasiswa UNPAM karena Ibadah Doa Rosario

Warga Tangsel mengklaim pembubaran terhadap mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) tidak terkait dengan ibadah doa rosario yang sedang berlangsung


Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

16 Maret 2024

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.


Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

24 Januari 2024

Ilustrasi anak makan. Pixabay.com/EdMontez
Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

Para ibu diminta tak menyamakan alergi dan intoleransi pada anak karena meski mirip, keduanya berbeda, agar anak tidak kurang gizi.


Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

1 Januari 2024

Ilustrasi kekerasan pada anak. health. wyo.gov
Catatan Akhir Tahun 2023, P2G Minta Kemendikbud Segera Atasi Tiga Dosa Pendidikan

Ada tiga dosa pendidikan yang perlu segera ditangani dan dituntaskan oleh Kemendikbud.