TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Senin, 19 Februari 2018, menyemburkan abu vulkanis setebal 2-5 sentimeter. Abu menutupi lahan pertanian, permukiman, dan jalan di beberapa desa sekitar Gunung Sinabung.
"Tanaman pertanian banyak yang terkena dampak dan bisa mati sehingga merugikan petani," kata Sutopo saat dihubungi Tempo, Selasa, 20 Februari 2018. Beberapa desa yang terkena dampak abu vulkanis di antaranya Naman Teran, Tigandreket, Munthe, Perbaji, Kutambaru, dan Patung.
Baca:
Kondisi Gunung Sinabung Pagi Ini Tenang
Abu Vulkanis Gunung Sinabung Mencapai Kota...
BPBD Karo bersama aparat keamanan lain, kata Sutopo, membersihkan abu vulkanis di jalan dengan menyemprotkan air dari mobil tangki. Masyarakat turut membantu membersihkan abu vulkanis di sekitar rumah masing-masing. "Semoga hujan turun sehingga membersihkan abu."
Gunung Sinabung kembali aktif kemarin, pukul 08.53. Awan panasnya meluncur hingga lima kilometer. Beberapa wilayah Karo tertutup abu vulkanis, bahkan mencapai Lhokseumawe, Aceh.
Baca:
9 Mobil Pemadam Kebakaran Bersihkan Debu...
Gunung Sinabung Erupsi Besar, Awan Panas...
Ketinggian kolom abu Sinabung mencapai 5.000 meter. Akibatnya, terjadi gempa selama kurang-lebih 607 detik. Jarak luncur sektoral mengarah ke selatan-tenggara dengan ketinggian 4.900 meter. Sedangkan arah tenggara-timur mencapai 3.500 meter dengan amplitudo 120 milimeter. Tidak ada korban jiwa dan kerusakan rumah akibat peristiwa kemarin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Martin Sitepu mengkonfirmasi bahwa tidak ada lagi erupsi Gunung Sinabung pada hari ini. Menurut Martin, Gunung Sinabung tak mengeluarkan suara gemuruh seperti kemarin pagi.