TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Sinabung kembali erupsi pada pagi tadi sekira pukul 08.53 WIB. Setidaknya dua desa di sekitar Gunung Sinabung mengalami hujan batu.
Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo sampai saat ini masih melakukan pemantauan di Pos Pemantau Gunung Api di kawasan Kecamatan Simpang Empat.
"Ada material batu di Desa Kutambaru dan Kuta Rakyat," ujar Kepala BPBD Kabupaten Karo, Martin Sitepu pada Tempo, Senin, 19 Februari 2018.
Baca juga: Gunung Sinabung Erupsi, Alat Ukur Pusat Vulkanologi Sempat Eror
Martin menjelaskan jika daerah terdampak paling parah adalah Kecamatan Naman Teran, Simpangempat, Tiga Ndreket, Munthe dan Kutabuluh. Warga diimbau menjauhi zona merah dan memakai masker saat beraktivitas.
Menurut informasi yang diperoleh Tempo, beberapa daerah di Kabupaten Karo juga gelap gulita. Sebabnya karena tingginya jarak luncuran abu vulkanik. Bahkan jarak pandang hanya sekitar dua meter.
Salah seorang warga di Desa Cimbang yang beradius 8 kilometer, Imam Syukri, mengatakan jika letusan yang terjadi pagi tadi terdengar disertai suara gemuruh yang cukup besar.
"Meletusnya gunung disertai gemuruh besar. Sampai saat ini belum ada aktivitas," kata Imam.
Baca juga: Gunung Sinabung Meletus, Penerbangan via Bandara Kualanamu Lancar
Imam mengatakan jika akibat abu vulkanik, tanaman dan rumah warga di desanya tertutup abu tebal. Masyarakat juga masih berjaga-jaga dan belum berani beraktivitas.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Sinabung kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pagi tadi pada pukul 08.53. Awan panas Sinabung meluncur dengan ketinggian kolom 5.000 meter dan amplitudo 120 milimeter yang disertai pula dengan gempa selama 607 detik.
Luncuran awan mengarah ke selatan-tenggara sejauh 4,9 kilometer dan kearah tenggara-timur 3,5 kilometer. Sementara angin berembus lemah ke arah barat-selatan.