TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan ada kendala dalam menggelar acara Marathon International 2018 di Kota Sabang, Aceh, pada Juli dan Agustus 2018. "Pendaftaran sudah dibuka, memang kami mengalami agak kesulitan," kata Irwandi di kantor wakil presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 13 Februari 2018.
Irwandi menyebutkan sejumlah kendalanya, salah satunya isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT. Isu penolakan LGBT belakangan marak terjadi di Aceh setelah Kepala Kepolisian Resor Aceh Utara melakukan razia para waria di sejumlah salon kecantikan.
Baca juga: Utusan Presiden ke Aceh Lihat Pelaksanaan Syariat Islam
Meski persoalan tersebut kini telah selesai, Irwandi mengatakan bahwa hal itu turut berdampak pada pendaftaran para peserta marathon. Sepekan setelah pendaftaran dibuka, Irwandi menyebutkan baru ada sekitar 200 orang yang mencalonkan diri jadi peserta.
Selain isu LGBT, Irwandi mengungkapkan ada kesalahpahaman tentang kostum untuk peserta lomba marathon. "Kami enggak katakan harus pakai jilbab semua pelari, atau pakai sorban untuk pelari laki. Tapi masyarakat peserta ini was-was. Dampaknya kepada jumlah yang mendaftar," ujarnya.
Pernyataan Bupati Aceh Besar Mawardi yang mewajibkan pramugari semua maskapai berpakaian muslim ketika mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, juga dianggap sebagai kendala.
Baca juga: Gubernur Aceh Irwandi Piloti Pesawat, Sekabin dengan Eks Lawannya
"Sebenarnya kalau diam saja enggak apa-apa sih. Tapi dia omong ke media," ucapnya. Irwandi pun menegaskan bahwa tak ada ketentuan khusus untuk mengikuti acara marathon di Kota Sabang. "Enggak ada, bikini banyak kalau mau lihat bikini," ucapnya.