TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian menengarai pelaku penyerangan Gereja St Lidwina Sleman, di Yogyakarta, Suliyono, terpengaruh paham radikal.
"Pelaku pernah ke Poso, Magelang, dan Sulawesi Tengah," ujarnya, di kantor Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jakarta, Senin, 12 Februari 2018.
Baca juga: Polisi Kebut Penyidikan Kasus Penyerangan Gereja Santa Lidwina
Penyerangan di Gereja St Lidwina terjadi saat misa ekaristi, Minggu pagi, 11 Februari 2018. Ketika itu, seorang pria tiba-tiba datang, lalu menyerang jemaah dan pimpinan ibadah, Romo Edmund Prier SJ. Suasana pun berubah menegangkan. Hingga saat ini, kepolisian masih menyelidiki motif pelaku.
Pelaku yang berstatus mahasiswa berumur 23 tahun ini, melukai empat orang jemaah setelah memasuki gereja, lalu ia berjalan ke altar dan melukai Romo Prier yang sedang memimpin misa.
Tito mengatakan indikasi pelaku berpaham radikal pro kekerasan semakin kuat setelah diketahui Suliyono pernah mengurus paspor ke Suriah. "Dia pernah mengurus paspor ke Suriah tapi tidak berhasil," katanya.
Menurut Tito, penyerangan itu merupakan amaliyah yang dipahami pelaku dengan menyerang orang kafir dalam versi radikalnya.
Tito juga mengatakan, penyidik menunggu pulihnya Suliyono pasca-dilumpuhkan dengan menembak kakinya. "Kami akan kejar apakah penyerangan (ke Gereja St Lidwina) ini murni tindakan pribadi atau ada jaringan yang melatarbelakangi," tuturnya.