TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan sejumlah perwira TNI dan Polri di Istana Negara, Jakarta pada hari ini Kamis 1 Februari 2018.
"Presiden menerima perwira tinggi TNI dan Polri yang naik pangkat," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Kamis, 1 Februari 2018.
Bey menyebutkan, perwira Polri berjumlah 15 orang, dan TNI 52 perwira. Mereka merupakan perwira yang baru mendapat kenaikan pangkat.
Pertemuan itu sendiri tidak terdapat dalam agenda Presiden hari ini dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.
Baca juga: Polisi Jadi Plt Gubernur, Mendagri Diminta Tak Bebani Jokowi
Pertemuan yang berlangsung selama 90 menit itu berlangsung tertutup untuk awak media. Sejumlah perwira TNI dan Polri juga enggan mengungkapkan isi pertemuan, mereka bungkam saat dicegat wartawan.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian merotasi para perwira tingginya. Berdasarkan Surat Telegram Nomor ST/16/2018 tertanggal 5 Januari 2018, sebanyak 113 personel Polri yang dimutasi. Dalam rotasi itu ada tiga nama jenderal yang akan dinonaktifkan karena mengikuti Pilkada.
Ketiga jenderal itu adalah Kepala Polda Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Safaruddin kini dimutasi sebagai perwira tinggi di Badan Intelijen dan Keamanan Polri dalam rangka pensiun. Posisi Safaruddin akan digantikan Brigadir Jenderal Priyo Widyanto yang sebelumnya Kepala Polda Jambi.
Presiden Jokowi sempat menanggapi polemik pengangkatan dua jenderal Polri sebagai pelaksana tugas Gubernur di Jawa Barat dan Sumatera Utara. Jokowi mengatakan surat dari Mendagri Tjahjo Kumolo soal penunjukan pelaksana tugas gubernur ia belum terima.
Baca juga: Di Afganistan, Presiden Jokowi Emoh Gunakan Rompi Antipeluru
Jokowi sempat heran dengan respon publik yang menolak adanya penjabat gubernur dari jenderal polisi. "Yang dulu-dulu enggak ada masalah," ujarnya.