TEMPO.CO, Jakarta – Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menganggap kasus Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Jawa Timur La Nyalla Mahmud Mattalitti dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap Partai Gerindra bila ada kejelasan fakta hukum. Menurut Siti, munculnya pemberitaan La Nyalla termasuk dalam informasi yang tidak positif.
“Sebab, hal ini akan semakin memperkuat dugaan-dugaan terhadap praktik mahar politik yang dilakukan partai-partai,” kata Siti kepada Tempo pada Selasa, 16 Januari 2018.
Baca: Solidaritas untuk La Nyalla, Kader Gerindra Diimbau Mundur
Siti berpendapat, kepercayaan masyarakat pada Partai Gerindra bisa semakin tergerus. Hal itu mungkin saja terjadi bila partai tak segera mengklarifikasi secara meyakinkan pernyataan La Nyalla. Semakin cepat klarifikasi dilakukan, menurut Siti, akan semakin baik posisi Gerindra.
Siti menilai secara tidak langsung La Nyalla telah mendorong keberanian orang lain yang mengalami hal serupa. "Banyak orang yang tak mau menceritakan pengalamannya dimintai uang kepada publik," kata dia.
Baca: La Nyalla Tunjukkan Surat Dukungan dari Alumni 212 untuk Pilkada
Beberapa waktu lalu, La Nyalla menyampaikan kepada publik bahwa Prabowo Subianto selaku pendiri Partai Gerindra meminta sebesar Rp 40 miliar kepadanya. Menurut La Nyalla, uang itu diperlukan perihal pencalonan dirinya dalam pemilihan gubernur Jawa Timur 2018. Ia menyebut uang itu diperuntukkan membayar saksi.
Permintaan Prabowo itu disampaikan di kediamannya di Hambalang, Sentul, Jawa Barat pada 9 Desember 2017. Saat itu, menurut La Nyalla, Prabowo ditemani dua ajudannya, yaitu Prasetyo dan Sugiono.
Adapun La Nyalla tak jadi diusung Partai Gerindra untuk bertarung dalam Pilgub Jatim 2018. Meski begitu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono membantah pengembalian surat mandat La Nyalla ada kaitannya dengan uang.
Menurut Ferry, pengembalian mandat itu murni karena La Nyalla tak berhasil menggaet partai lain untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra. “Sampai waktu yang ditentukan Pak La Nyalla belum berhasil mendapatkannya (partai untuk diajak berkoalisi). Tidak ada hubungannya dengan uang,” kata dia.