TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas telah menjadi korban kampanye hitam. ”Itu bisa terjadi pada setiap orang, bukan hanya Pak Anas saja,” kata Risma dalam jumpa pers di rumah dinas wali kota, Sabtu, 6 Januari 2018.
Tri Rismaharini yang pernah menyabet wali kota terbaik versi World Mayor tahun 2014 itu berujar agar berhati-hati, karena menjadi pemimpin itu berat. Orang lain, kata Risma, akan selalu mencari kesalahan dan kelemahan. “Mulai dari A sampai Z, padahal pemimpin juga manusia.”
Baca juga: Anas Mundur Jadi Cawagub, Djarot Temui Tri Rismaharini
Risma mengaku pernah mendapatkan tudingan miring berkaitan dengan kehidupan pribadinya. “Saya pernah diomongin, ‘kenapa Risma kemana-mana sendiri? Mana suaminya? Lha suami saya ndak mau. Daripada suami saya digotong ke mana-mana lalu sakit. Begitu itu bisa jadi masalah,” tutur dia.
Makanya, Risma berpesan agar Anas kuat dalam menghadapi persoalan pribadi yang tengah menimpanya. “Di politik seperti ini ya susah, apapun bisa dilakukan. Kadang teman menyerang teman sendiri, kadang lawan menyerang teman,” ujarnya.
Abdullah Azwar Anas mengembalikan mandat sebagai calon gubernur Jawa Timur kepada DPP PDI Perjuangan hari ini. Mundurnya Anas dari pentas Pilgub Jawa Timur itu disebabkan beredarnya foto syur yang diduga dirinya beberapa waktu terakhir ini.
DPP PDIP lewat Sekjen Hasto Kristiyanto juga menyebut apa yang terjadi pada Anas adalah kampanye hitam.
Baca juga: Warga Surabaya Demo Minta Risma Tak Dilibatkan di Pilgub Jatim
Pasca-pengunduran diri Anas, politikus PDIP Djarot Saiful Hidayat tampak mendatangi rumah dinas Tri Rismaharini. Keduanya membicarakan apa yang terjadi pada Anas. Ada yang berspekulasi Djarot datang untuk merayu Risma menggantikan Anas. Namun Risma tegas menolak untuk dicalonkan di Pilgub Jawa Timur.
Usai dari Surabaya, Djarot dikabarkan bertolak ke Banyuwangi untuk bertemu Anas langsung. “Tadi Pak Djarot menyampaikan habis ini mau ke Banyuwangi,” kata Risma.