TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menilai Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merupakan sosok yang dapat menjadi alternatif untuk diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di pemilihan gubernur Jawa Timur 2018. Nama Risma menjadi potensial setelah Abdullah Azwar Anas mengundurkan diri sebagai pendamping Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Hal tersebut, kata Hanta, dia ungkapkan berdasarkan hasil survei terakhir Poltracking Indonesia bertajuk Menakar Kandidat Potensial Pilkada Jawa Timur 2018 pada Juni 2017. Hasil survei itu menunjukkan posisi Risma berada di peringkat dua teratas.
"Elektabilitas Tri Rismaharini di urutan kedua dengan 27,08 persen dan Gus Ipul berada setingkat diatasnya dengan 32,29 persen," kata Hanta di bilangan Mampang, Jakarta Selatan pada Sabtu, 6 Januari 2018.
Baca: Anas Mundur Jadi Cawagub, Djarot Temui Tri Rismaharini
Abdullah Azwar Anas mengembalikan mandat yang diberikan PDIP kepadanya untuk mendampingi Gus Ipul sebagai calon wakil gubernur di pilgub Jatim. Pengembalian mandat tersebut dilakukan setelah foto syur yang diduga Abdullah Azwar Anas dengan seorang wanita beredar luas di masyarakat.
Menurut Hanta, hal yang menimpa Azwar Anas merupakan salah satu dari strategi lawan politik untuk membuat PDIP kelabakan menjelang hari H pendaftaran pasangan calon kepala daerah pada 8-10 Januari mendatang. "Waktu semakin dekat, PDIP harus bertindak cepat dan mempertimbangkan calon yang tepat," kata dia.
Baca: Fahri Hamzah Soal Mundurnya Azwar Anas: Politik Itu Kejam
Jawa Timur, kata Hanta, merupakan salah satu lumbung suara yang akan sangat menentukan hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. "Untuk itu, kalkulasi politik PDIP harus cermat di daerah ini," ujarnya.
Sebelumnya, Azwar Anas telah dideklarasikan oleh PDIP dan Partai Kebangkitan Bangsa untuk berpasangan dengan Gus Ipul sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur. Selain pasangan ini, ada duet Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak yang telah mendeklarasikan diri dan didukung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan Partai NasDem.