TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan dirinya sempat berjumpa dengan istri Setya Novanto, Destiani Tagor di kediamannya pada Sabtu 23 November 2017. Melalui istrinya, Setya selaku mantan Ketua Umum Partai Golkar menyampaikan kebahagiannya atas terpilihnya Airlangga sebagai ketua umum yang baru.
"Ya dia (Setya) senang lah bahwa yang pegang Golkar bukan orang lain, Masih punya hubungan," kata Airlangga ketika ditemui di kediamannya di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta pada Ahad, 24 Desember 2017. "Walaupun secara politik belum tentu langkahnya, tapi secara pribadi kami punya kedekatan."
Kepada Tempo Airlangga kemudian menceritakan kedekatannya dengan Setya. Ia mengatakan sudah mengenal Setya sejak tahun 1990-an, saat mereka berdua masih sama-sama pengusaha. Mereka pun pernah bersama-sama tergabung dalam Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro 1957).
Baca: Airlangga Hartarto: Kecilnya Biaya Parpol Jadi Alasan Korupsi
"Jadi hubungannya pribadi lah, waktu itu Mas Nov (sapaan akrab Setya Novanto) duluan jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, saya masih di DPR," kata pria kelahiran 1 Oktober 1962 ini.
Sebelum Setya menjadi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga mengatakan keluarga mereka sempat berlibur bersama beberapa kali. Ia pun menceritakan bahwa anak-anak mereka pun memiliki hubungan yang dekat.
"Anaknya (Setya Novanto) yang paling kecil, Giovanno Farrell dekat dengan anak saya," kata Airlangga.
Baca: Ray Rangkuti: Airlangga Hartarto Tak Optimal jika Rangkap Jabatan
Bahkan, Airlangga menceritakan harus mematikan televisi setiap ada berita Setya Novanto. Ia mengatakan anaknya yang kecil sangat sensitif dan bisa mengumpat di dalam selimut jika ada pemberitaan soal rekan ayahnya tersebut.
Airlangga Hartarto dikukuhkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang baru secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa pada 19-20 Desember lalu untul menggantikan Setya Novanto. Sebelumnya, Airlangga telah terpilih sebagai ketua umum dalam rapat pleno Partai Golkar 13 Desember 2017.
Setya Novanto diganti lantaran ia menjadi terdakwa dalam kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik atau e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Belakangan Setya telah didakwa menerima didakwa menerima uang sebesar US$ 7,3 juta dan jam mewah Richard Mille seharga US$ 135 ribu dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.