TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Kajian Ideologi dan Kebijakan Publik Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Happy Bone Zulkarnain, menceritakan rumitnya pertimbangan Golkar dalam menentukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat. Peliknya masalah ini, kata dia, ibarat orang tua yang ingin mencarikan menantu bagi anaknya.
Happy Bone mengatakan Golkar telah memutuskan mencalonkan Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur atau wakil gubernur. Sebagai 'orang tua', Golkar sedang membuka komunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan berharap bisa menjadi besan.
Baca: Hari Pertama 2018, Dedi Mulyadi Sambangi Rumah Deddy Mizwar
Namun Dedi Mulyadi enggan dijodohkan dengan calon dari PDIP. Padahal Dedi pernah meminta agar pengurus DPP saja yang mencarikan pendampingnya.
"Secara personal Dedi Mulyadi sulit dipasangkan dengan Anton Charliyan atau Puti Soekarno (kandidat dari PDIP), karena Dedi sudah tertarik hatinya dengan Deddy Mizwar," katanya di Kantor SMRC, Menteng, Jakarta pada Selasa, 2 Januari 2018.
Baca: PDIP Umumkan Paslon di Pilgub Jabar dan Jateng mulai 4 Januari
Di sisi lain, Deddy Mizwar telah menandatangani pakta integritas dengan Partai Demokrat. Salah satu poinnya adalah ia siap mendukung calon presiden yang diusung partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Untuk pemilihan presiden 2019, Golkar telah mendeklarasikan mendukung kembali Presiden Joko Widodo. Sedangkan Demokrat masih belum jelas.
Secara tidak langsung, kata Happy Bone, pasangan calon yang diusung Golkar juga harus mendukung calon presiden jagoan partai berlambang pohon Beringin itu. "Ya itulah, (alasan) kami belum ambil keputusan," ujarnya.
Happy berujar hingga kini sikap Golkar di pemilihan gubernur Jawa Barat masih cair. "Kayak menjodohkan anak, anaknya mau, pasangannya gak mau. Pasangannya mau, anaknya gak mau. Dua-duanya mau, orang tuanya gak mau," ujar dia.