TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan cuitannya yang menggunakan kata LGBT sebagai bagian dari kreativitas penyampaian informasi. Istilah LGBT dalam cuitan yang diunggah dalam akun Twitter pribadinya itu merupakan singkatan dari longsor, gempa bumi, banjir, dan tsunami.
“Kita kadang harus kreatif menggunakan istilah atau diksi agar masyarakat mudah menerima. Biasanya, humas pemerintah itu menggunakan kata-kata standar dan normatif, sehingga membosankan. Tapi saya sering menggunakan istilah, puisi, atau humor dalam sosialisasi ke masyarakat,” kata Sutopo melalui pesan pendek pada Sabtu, 23 Desember 2017.
Baca: Pakar Hukum: Ada Kekosongan Hukum tentang LGBT di Indonesia
Sutopo mengunggah cuitan yang cukup ramai dibicarakan oleh warganet. “Awas LGBT mengancam Jawa. Longsor Gempabumi Banjir Tsunami berpotensi terjadi di Jawa yang berpenduduk 155 juta jiwa. Selalu waspada. Gempabumi dan tsunami dapat terjadi kapan saja. Banjir dan longsor berpotensi tinggi selama musim penghujan ini,” cuit Sutopo dalam akunnya, @Sutopo_BNPB, pada Jumat, 22 Desember 2017.
Sebagian warganet menganggapnya seksis karena menggunakan istilah LGBT yang mengacu kepada akronim lesbian, gay, biseksual, dan transgender. “Duh pak, Izin pak, singkatannya kok seksis banget pak,” kata akun @matondangdenita. Namun, sebagian juga menganggap enteng cuitan Sutopo tersebut. Bahkan, beberapa warganet menyebut singkatan LGBT terkait dengan bencana alam oleh Sutopo tersebut kreatif. “Hehe…kreatif si bapak,” cuit akun @Oman_Sign.
Baca: Dede Oetomo Komentari Putusan MK yang Tolak Kriminalisasi LGBT
Aktivis feminis asal Australia, Kate Walton, ikut menanggapi cuitan Sutopo itu. Dia menilai cuitan itu merupakan sindiran bagi masyarakat yang terlalu ketakutan atas maraknya kecenderungan perilaku seks LGBT di Indonesia. “Dia (Sutopo) bersikap cerdas karena banyak sekali orang yang percaya bahwa homoseksualitas adalah ancaman yang benar-benar nyata,” kata Kate.
Sutopo membantah cuitan itu bersifat sindiran atau seksis. Dia menuturkan, ia tak bermaksud apa pun dalam menyematkan singkatan LGBT. “Saya men-tweet-kan LGBT untuk longsor, gempa bumi, banjir, dan tsunami sebab istilah itu lagi ngetren dan mudah dimengerti masyarakat,” katanya.