TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merangkul kembali kader partai yang sempat dipecat pemimpin sebelumnya, Setya Novanto. Langkah ini diambil Airlangga setelah resmi dipilih menjadi ketua umum melalui rapat pleno Partai Golkar yang digelar Rabu pekan lalu.
Setidaknya ada dua kader partai yang sempat 'disingkirkan' Setya Novanto namun digandeng Airlangga. Mereka adalah Ahmad Doli Kurnia dan Yorrys Raweyai
Baca juga: Airlangga Hartarto Sebut Aburizal Bakrie adalah Mentornya
Ahmad Doli Kurnia
Orang pertama yang dirangkul oleh Airlangga yakni inisiator Gerakan Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia. Doli sebelumnya dipecat oleh Setya pada akhir Agustus lalu. Kader muda ini gencar mendesak agar jabatan ketua umum diganti lantaran Setya terjerat kasus korupsi e-KTP.
“Jadi sudah direhabilitasi oleh partai, dengan demikian sejak rapat pleno ini Saudara Doli tetap menjadi anggota Partai Golkar,” kata Airlangga selepas memimpin rapat pleno di kantor Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar, Jakarta pada Ahad, 17 Desember 2017.
Airlangga mengatakan status Doli telah direhabilitasi berdasarkan rekomendasi dari Mahkamah Partai Golkar. Sebelumnya, Doli mengajukan pengaduan ke Mahkamah Partai atas pemecatannya yang dijatuhkan tanpa melalui mekanisme yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar. Pemecatan Doli dinyatakan melalui surat yang diteken Setya dan Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham tanpa ada pemberitahuan atau pemanggilan sebelumnya.
Yorrys Raweyai
Kader kedua yang dirangkul Airlangga yaitu Yorrys Raweyai. Sama seperti Doli, Yorrys adalah orang yang terang-terangan berseberangan dengan Setya. Yorrys juga mendesak agar musyawarah nasional Golkar digelar untuk mengganti Setya. Yorrys bahkan mengetuai tim kajian elektabilitas Golkar. Hasil kajian itu menyatakan elektabilitas Golkar tergerus lantaran kasus korupsi yang menjerat Setya.
Namun, suara kencang Yorrys juga berbuah serangan balik dari Setya. Yorrys dicopot dari jabatannya sebagai Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan DPP Partai Golkar. Dia digantikan oleh mantan Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Letnan Jenderal (purn) Eko Wiratmoko. Sedikit lebih ‘beruntung’ dari Doli, Yorrys tidak dipecat dari keanggotaan partai berlambang pohon beringin ini.
Dalam perjalanan partai hingga terselenggara munaslub, Yorrys berada pada kubu pendukung Airlangga. “Golkar butuh pemimpin bersih,” ujar Yorrys November lalu.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan bahwa Yorrys bersama Ketua Harian Golkar Nurdin Halid dan dia merupakan motor pemenangan Airlangga Hartarto.
AHMAD FAIZ | MAJALAH TEMPO