TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Rachland Nashidik menjelaskan, sampai saat ini, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY tidak termasuk dalam struktur kepengurusan Partai Demokrat.
"Agus dengan partai Demokrat ini seperti dua kamar dalam satu rumah yang sama, tapi ada hubungan dengan keduanya. Kalau mau mengusung Agus, harus berkompromi dengan dia dulu," kata Rachland kepada Tempo di The Yudhoyono Institute, Jalan Wijaya 1 Nomor 11A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat, 8 Desember 2017.
Baca juga: Agus Yudhoyono Bidik Generasi Milenial untuk Basis Pemilih
Menurut Rachland, Agus bukan satu-satunya nama yang dipersiapkan Partai Demokrat dalam pemilihan presiden 2019. Namun dia tidak menampik bahwa nama Agus yang paling bersinar, meskipun terbilang pemain baru dalam dunia politik.
Di lain sisi, AHY menjelaskan alasannya tidak bergabung dalam kepengurusan partai bentukan ayahnya itu. Dia ingin bisa berkomunikasi lebih luas dengan siapa saja, baik dengan kader, tokoh, maupun partai mana pun.
Menurut pria berusia 39 tahun itu, dengan bergerak di luar partai politik, dia bisa mempunyai visibilitas dan ruang komunikasi yang lebih luas.
"Dan terbukti, karena tidak mengotakkan diri dalam Partai Demokrat saja, saya diterima dengan sangat baik oleh partai lain," kata Agus saat ditemui di lokasi yang sama.
AHY mengatakan bukan pribadi yang serta-merta merupakan cerminan Demokrat. "Pada prinsipnya, saya adalah entitas yang berbeda," tuturnya.
Baca juga: Demokrat Akui Kian Optimistis dengan Elektabilitas Jokowi - AHY
Saat ini, AHY menjabat sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, sebuah lembaga kajian yang dibentuk sendiri oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Lembaga ini bergerak di bidang kajian, non-politik praktis.
The Yudhoyono Institute berfokus pada isu-isu strategis nasional dan internasional serta mencakup tiga pilar utama, yakni kebebasan, kemakmuran, dan keamanan.