Jakarta -Agus Harimurti Yudhoyono tak pernah mau menjawab lugas, bagaimana karir politiknya juga kansnya ikut dalam Pemilihan Presiden 2019. Dalam berbagai kesempatan, AHY begitu ia dijuluki, menyebut terlalu awal jika ia harus ikut percaturan politik 2019. Meski, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute itu mengatakan, setahun adalah waktu yang cukup lama untuk dirinya dapat mengambil keputusan.
"Ingat tidak ketika Pilkada DKI, saya mencalonkan diri dalam waktu kurang dari 24 jam menjadi seorang kandidat Gubernur," kata AHY dalam wawancaranya dengan Tempo di kantornya, Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, Rabu 6 Desember 2017 lalu.
Baca juga: Soal Pilpres, AHY: 2019 Terlalu Dini buat Saya
AHY menceritakan, keputusan itu diambil ketika dia berada di Darwin, Australia untuk tugas militer. Dia masih menggunakan seragam tentara saat terbang ke Indonesia dan mencalonkan diri sebagai kandidat Gubernur DKI Jakarta dalam waktu kurang dari 24 jam. "Hanya situasi yang dapat men-driver kita untuk mengambil keputusan," kata dia.
Saat itu, kata AHY, elektabilitasnya masih berada di angka 0,19 persen. Ia sadar betul peluangnya juga tipis. Meski begitu AHY tetap bergerak maju. "Politik itu soal intuisi. Kalau berhenti pada angka, saya mungkin tidak akan berani maju," kata dia.
Berbeda dulu dengan sekarang, hasil survei Indo Barometer yang menyimpulkan Joko Widodo (Jokowi) memiliki elektabilitas tertinggi jika disandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada pemilihan presiden 2019.
BACA: Indo Barometer: Elektabilitas Duet Jokowi dan AHY Tertinggi
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan, survei itu membuat mereka kian optimis mengusung AHY sebagai capres atau cawapres dalam Pilpres 2019 mendatang.
Syarif Hasan memastikan, partainya memiliki bintang politik dalam pemilihan presiden dan wakil presiden dari kader, yaitu AHY. "Memang sudah menjadi keputusan Partai Demokrat untuk mencalonkan AHY sebagai calon presiden atau wakil presiden," kata Syarif saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin, 4 Desember 2017.
BACA: Demokrat Akui Kian Optimis dengan Elektabilitas Jokowi - AHY
DEWI NURITA