TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Partai Golkar tengah memasuki persiapan akhir untuk menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Musyawarah ini digelar untuk menentukan nasib partai setelah Ketua Umum Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi karena menjadi calon terdakwa kasus korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik.
Sejumlah pertemuan partai digelar untuk konsolidasi munaslub, Minggu, 10 Desember 2017. Pengurus daerah tingkat kabupaten dan kota dikumpulkan di Hotel Sahid, Jakarta Selatan, untuk konsolidasi tertutup. “Kami sedang membahas persiapan karena pengurus tingkat II ini yang akan menjadi floor leader saat munaslub nanti,” kata Ketua Pemenangan Pemilu Sumatera 1 DPP Partai Golkar, Andi Sinulingga, kepada Tempo, Minggu, 10 Desember 2017.
Baca: Mengapa Tiga Ormas Golkar Ini Minta Munaslub Sebelum 20 Desember
Dalam pertemuan itu, sekitar 150 pengurus tingkat kabupaten dan kota hadir. Menurut Andi, seluruh pengurus sepakat musyawarah nasional luar biasa harus digelar sebelum pengujung tahun. Mereka khawatir, bila tak segera memilih ketua umum baru yang bersih, citra partai akan semakin buruk menjelang Pemilihan Umum 2019.
Selain pengurus daerah, konsolidasi dilakukan pengurus organisasi sayap Partai Golkar. Kemarin, Ketua Dewan Pakar Agung Laksono menerima tiga pemimpin organisasi sayap di rumahnya untuk menyatakan sikap mengenai munaslub. Dalam pertemuan itu hadir Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia Ade Komarudin, Ketua Umum DPP Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (Kosgoro) Roem Kono, dan Agung yang juga menjabat Ketua Umum Kosgoro 1957.
Menurut Agung. Munaslub dapat digelar bila disetujui dua pertiga dewan pimpinan daerah. Ia mengatakan seluruh DPD tingkat I yang terdiri atas 34 provinsi telah mendukung pergantian ketua umum. “Apalagi sekarang sudah ada dukungan tambahan dari organisasi sayap,” katanya. Hari ini, rencananya pengurus daerah dan pengurus pusat akan menggelar rapat pleno di markas DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, untuk mengambil sikap final mengenai munaslub beserta jadwalnya. “Kalau bisa, sebelum tanggal 20 Desember,” ujar Agung.
Baca: Titiek Soeharto Soal Munaslub dan Golkar Bebas Label Korupsi
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, mengatakan munaslub Partai Golkar mutlak harus digelar Golkar untuk memperbaiki citra partai. Sejumlah nama yang muncul mencalonkan diri sebagai pengganti Setya antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto. “Setiap faksi partai akan dipertemukan dalam musyawarah tersebut. Ini akan menjadi momentum konsolidasi kader,” ujar Hanta.
ARKHELAUS WISNU