TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat militer Muradi mengatakan Panglima TNI yang baru, Marsekal Hadi Tjahtjanto, dapat belajar dari Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian. Menurut dia, Hadi dapat berkonsultasi dengan Tito perihal memimpin senior dalam instansinya.
"Saya rasa Pak Hadi harus banyak ngobrol sama Pak Tito soal memimpin senior," kata Muradi saat dihubungi Tempo pada Ahad, 10 Desember 2017.
Baca: Panglima TNI Hadi Tjahjanto Berterima Kasih ke Gatot Nurmantyo
Muradi menganggap Tito berhasil merangkul senior-seniornya di instansi kepolisian untuk duduk dan berdiskusi bersama. Hal tersebut, kata dia, perlu dipelajari dan dilakukan oleh Hadi ketika memimpin TNI. Dia melihat Hadi yang merupakan angkatan 1986 memiliki banyak senior angkatan 1984 dan 1985 di instansi yang ia pimpin.
"Pak Tito lebih jauh lagi (jaraknya), beliau angkatan '87 dan di Polri banyak seniornya yang angkatan '83 atau '84," kata Muradi. "Tapi buktinya tidak ada gejolak, semua baik-baik saja."
Baca: Opsi bagi Jenderal Gatot Sebelum Pensiun: Mengajar atau Penasihat
Dengan mengajak para seniornya duduk bersama, kata Muradi, Hadi dapat mulai membangun konsolidasi internal yang baik. Melalui konsolidasi tersebut, Hadi pun bisa mengakomodasi keinginan dan harapan para seniornya, selama tidak melanggar norma dan etika. "Pak Hadi harus berlaku sebagai junior, tapi bukan berarti bisa dikendalikan ya."
Sebelumnya, Jumat, 8 Desember 2017, Presiden Joko Widodo secara resmi mengangkat Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi Panglima TNI. Hadi menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa pensiun pada Maret 2018.
Gatot Nurmantyo telah resmi menyerahkan jabatannya kepada Hadi Tjahjanto dalam upacara serah-terima yang digelar di Mabes TNI. Gatot Nurmantyo menyerahkan tongkat komando sebagai tanda resminya pergantian jabatan Panglima TNI.