TEMPO.CO, Jakarta -– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, bencana hidro meteorologi merupakan bencana paling sering terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2017. Bencana Hidro Meteorologi di antaranya adalah puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan, banjir, dan longsor.
“Kami melihat trennya semakin naik, 95 persen bencana di Indonesia adalah bencana hidro meteorologi,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 5 Desember 2017.
Sutopo mengatakan, kondisi ini terjadi di Indonesia karena adanya kerusakan lingkungan yang parah seperti kerusakan hutan, degradasi lahan, meluasnya DAS kritis, kerusakan sungai. Menurut Sutopo, bencana hidro meteorologi juga didorong oleh fakta bahwa banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki kesadaran atas bencana.
Menurut Sutopo, kemampuan pemerintah untuk melakukan rehabilitas hutan dan lahan baru mencapai maksimum 250 ribu hektar per tahun. Sementara kerusakan hutan di Indonesia, kata Sutopo, mencapai sekitar 750 ribu hektar pertahun. “Otomatis ada defisit, setengah juta hektar pertahun,” kata Sutopo.
Sutopo mengatakan, kesadaran dan pemahaman masyarakat Indonesia atas bencana merupakan hal yang sangat penting. Menurutnya, jika masyarakat sudah paham akan rentannya bencana hidro meteorologi di Indonesia, maka akan tumbuh kesadaran untuk menjaga lingkungan di sekitarnya.
“Apalagi jutaan masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana,” tutur Sutopo.
RIANI SANUSI PUTRI