TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi sudah mengajukan nama calon Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan pensiun pada Maret mendatang. Kandidat calon yaitu Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) akan menjalani uji kelayakan dalam waktu dekat.
Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat TB Hasanuddin meminta selama masa transisi pemilihan ini, Jenderal Gatot Nurmantyo untuk tidak melakukan mutasi perwira tinggi menjelang akhir jabatannya. Menurut dia, sebaiknya hal itu dilakukan oleh penggantinya nanti agar tercipta suasana kondusif. Gatot akan memasuki masa pensiun per tanggal 1 April 2018.
"Sebaiknya Jenderal Gatot sudah fokus untuk menyiapkan memo serah-terima jabatan, dan tidak membuat keputusan-keputusan strategis di akhir masa jabatannya, termasuk melakukan mutasi perwira tinggi," kata TB Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 5 Desember 2017.
Baca: Isi Surat Jokowi Soal Pemberhentian Panglima TNI Gatot Nurmantyo
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini mengingatkan hal itu karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengeluarkan surat resmi tentang pemberhentian dengan hormat Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Presiden Jokowi melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno telah mengirimkan surat kepada pimpinan DPR RI tentang pemberhentian dan pengangkatan panglima TNI. Berdasarkan prosedur yang berlaku, Komisi I DPR RI akan segera melaksanakan uji kelayakan terhadap calon Panglima TNI baru.
Menurut surat itu, kata TB Hasanuddin, Jokowi menunjuk Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi pengganti Gatot.Jenderal Gatot Nurmantyo sendiri akan memasuki masa pensiun pada Maret 2018.
"Konsekuensi logisnya, maka calon panglima TNI harus segera menyiapkan diri untuk mengikuti uji kelayakan yang akan dilaksanakan di Komisi I DPR RI," kata dia.
Baca: Pergantian Panglima TNI, Gatot Nurmantyo: Presiden Lebih Tahu
Sebelumnya, Hasanuddin menyampaikan harapannya agar panglima TNI baru nanti dapat meningkatkan kinerja anggota TNI dan meneruskan prgram panglima TNI sebelumnya sesuai target yang sudah ditetapkan. "Pertama, Panglima TNI yang baru diharapkan dapat meneruskan program batas minimum essential force (kekuatan pokok minimum) hingga mencapai target," kata dia.
Kekuatan pokok minimum telah ditetapkan dalam rencana strategis (renstra) TNI tahun 2014-2019. TNI wajib memenuhi 68 persen dari target yang telah ditetapkan.
Panglima TNI yang baru pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo harus melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan profesionalisme prajurit, meningkatkan disiplin internal, serta meningkatkan kesejahteraan prajurit. "Sekarang sudah baik, diharapkan Panglima TNI akan lebih baik lagi," kata TB Hassanudin.