TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengomentari soal munculnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden jika disandingkan dengan Joko Widodo (Jokowi) dengan elektabilitas tertinggi dalam survei Indo Barometer. Menurut Hinca, nama AHY makin dikenal setelah Direktur Utama Yudhoyono Institute itu ikut di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
"Bagi AHY, Jakarta itu seperti telur yang pecah dari dalam. Kalau telur pecah dari dalam, dia melahirkan pemimpin baru. Kalau telur pecah dari luar dia membunuh kehidupan baru di dalamnya. Nah ternyata Jakarta bisa melahirkan banyak pemimpin-pemimpin baru," kata Hinca dalam diskusi Indo Barometer bertajuk Siapa Penantang Potensial Jokowi di 2019? di Hotel Century, Jakarta, Ahad, 3 Desember 2017.
Baca juga: Indo Barometer: Elektabilitas Duet Jokowi dan AHY Tertinggi
Survei Indo Barometer menyimpulkan Jokowi memiliki elektabilitas tertinggi jika disandingkan dengan AHY pada pemilihan presiden 2019 yaitu 17,1 persen. Elektabilitas Jokowi-AHY lebih tinggi ketimbang Jokowi-Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo 15,9 persen. Setelah AHY dan Gatot, menyusul Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebesar 9,5 persen.
Hinca mengatakan sejak pemilihan gubernur Jakarta 2017, AHY aktif berkeliling Nusantara. Sampai sekarang, kata Hinca, AHY sudah berkunjung ke 7-8 provinsi untuk mengunjungi masyarakat di daerah-daerah.
Undangan dari berbagai macam universitas di Indonesia pun, kata Hinca, membanjiri AHY. Menurut Hinca, itu diperkirakan membuat nama AHY di muncul bursa nama calon wakil presiden pendamping Jokowi dalam survei Indo Barometer.
Direktur Utama Indo Barometer, M. Qodari mengatakan nama AHY mulai dikenal setelah mendaftar sebagai calon gubernur Jakarta 2017 lalu. Berdasarkan survei tingkat pengenalan yang dilakukan Indo Barometer, AHY memiliki persentase 64,6 persen. Ia berada di atas Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo yang memiliki persentase tingakt pengenalan sebesar 64,3 persen. "Pencapaian ini tidak akan muncul kalau dia (AHY) tidak mencalonkan sebagai Gubenur Jakarta waktu itu," kata Qodari.