TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan aktivitas Gunung Agung semakin menurun. Namun, hingga kini, gunung di Provinsi Bali itu masih berstatus awas.
"Gunung Agung masih berstatus awas," kata Sutopo pada Ahad, 3 Desember 2017. Pada permukaan terlihat asap putih dengan tekanan lemah sampai sedang.
Asap tersebut, menurut Sutopo, bertekanan rendah dengan intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi 500 hingga 1.000 meter di atas puncak kawah. Arah asap condong ke arah timur-tenggara.
Baca juga: PVMBG: Gunung Agung Tremor Overscale ke-6 Siang Ini
Menurut Sutopo, belum diturunkannya status gunung tersebut karena masih ada aktivitas di dalam magma Gunung Agung. "Di bagian bawah masih terjadi aktivitas vulkanik yang menandai gunung masih berbahaya," ujarnya. Hingga saat ini, warga dan para pendaki tidak diperbolehkan mendekat hingga radius delapan kilometer dari kawah Gunung Agung.
Erupsi freatik pertama Gunung Agung terjadi pada Sabtu, 25 November 2017, pukul 17.30 Wita. Ketinggian kolom abu mencapai 1.500 meter dari puncak kawah. Pada Minggu, 26 November 2017, erupsi berlangsung pada pukul 05.05 dengan tinggi kolom abu kelabu gelap bertekanan sedang mencapai 2.000 meter. Lalu, pada pukul 05.45, ketinggian mencapai 3.000 meter.
Baca juga: Tanaman Rusak Terpapar Abu Gunung Agung, PVMBG: Itu Jangka Pendek
Status awas pada Gunung Agung yang ditetapkan sejak 27 November 2017 mengakibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar gunung itu mengungsi. Menurut data Pusat Pengendali Operasi BPBD Provinsi Bali, jumlah pengungsi pada 29 November 2017, pukul 18.00, sebanyak 43.358 jiwa, yang tersebar di 229 titik pengungsian.
Titik pengungsian letusan Gunung Agung di antaranya terdapat di Kabupaten Buleleng dengan 5.992 jiwa, Klungkung 7.790 jiwa, Karangasem 22.738 jiwa, Bangli 864 jiwa, Tabanan 657 jiwa, Kota Denpasar 1.488 jiwa, Gianyar 2.968 jiwa, Badung 549 jiwa, dan Jembrana 312 jiwa. "Secara umum penanganan pengungsi juga berlangsung dengan baik," tutur Sutopo.