TEMPO.CO, Karangasem - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi gempa tremor overscale Gunung Agung pukul 14.34 Wita, Sabtu, 2 Desember 2017. Kepala Bidang Mitigasi PVMBG Gede Suantika menjelaskan tremor overscale menandakan volume magma yang keluar kawah akan lebih besar.
"Suplai magma masih berlangsung," katanya di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Sabtu, 2 Desember 2017.
Baca: PVMBG Mencatat Ada Gempa Low Frequency di Aktivitas Gunung Agung
Gempa tremor overscale hari ini adalah kali keenam. Pertama tremor overscale terjadi pada 28 November. Menurut Suantika, tremor overscale kali ini cenderung lebih kecil dari pertama. "Hari ini tidak ada kepulan abu, hanya asap putih tebal tadi pagi. Abu tidak ada tanda naik lagi," ujarnya.
Suantika memperkirakan, saat ini magma masih di bawah 50 persen dari volume kawah. Volume keseluruhan kawah, kata dia, sekitar 60 juta meter kubik. Menurut dia, proses letusan Gunung Agung di atas lima kali ini mirip dengan yang terjadi di Sinabung.
"Ya, sebelum (lava) tumpah keluar (efusif). Kalau situasinya seperti ini mungkin kurang 10 hari (guguran lava) bukaan (kawah) lebih ke utara," ujarnya.
Baca: Polda Bali Imbau Wisatawan Asing Tak Memaksa Mendaki Gunung Agung
Berdasarkan catatan PVMBG, setelah rentetan gempa vulkanik periode September-Oktober, pada 21 November 2017 pukul 17.05 Wita fase erupsi Gunung Agung dimulai. Saat itu ditandai semburan abu vulkanik setinggi 700 meter di atas puncak. Erupsi kembali terjadi pada 25 November pukul 17.20 Wita mencapai ketinggian 1500 meter di atas puncak.
Pada 26-27 November 2017, Gunung Agung terjadi erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 3000 meter di atas puncak. Pada 28 November erupsi terjadi dengan ketinggian kolom abu mencapai 4000 meter. Sedangkan pada 29 November erupsi terjadi abu mencapai ketinggian 2000 meter.