TEMPO.CO, Karangasem - Erupsi Gunung Agung yang meletus pada 21 November 2017 mengeluarkan abu vulkanik yang mengakibatkan kerusakan tumbuh-tumbuhan. Pantauan Tempo di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem tampak tanaman di sepanjang jalan mulai layu, daun mengering hingga rontok. Di antaranya tanaman yang berada di kebun warga, yaitu labu siam, pepaya, cabai, dan singkong.
"Tanaman saya, jeruk, cabai, salak, cengkeh semua sudah mati," kata Mangku Made Yasa, 46 tahun, warga Banjar Keladian, Desa Pempatan, Karangasem, Sabtu, 2 Desember.
Baca: Siaga Darurat Gunung Agung, Pemerintah Siapkan Dana Rp 7,5 Miliar
Desa Pempatan masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) 2 atau berjarak 9 kilometer dari puncak Gunung Agung. Desa Pempatan masuk dalam zona bahaya.
Tanaman labu siam di kawasan Desa Pempatan, Karangasem yang layu karena abu vulkanik letusan Gunung Agung, 2 Desember 2017. TEMPO/BRAM SETIAWAN
Sepuluh hari lalu, Yasa terkejut ketika kembali ke rumahnya. Ia menemukan berbagai jenis tanaman di kebunnya berwarna gelap. Dua bulan Yasa bersama keluarganya mengungsi di Kelurahan Kubu, Bangli. Selama mengungsi, setiap hari ia pulang-pergi meninjau rumahnya. Hanya malam hari saja, Yasa tidur di pengungsian.
Pada 26 November 2017, ia melihat berbagai jenis tanaman di sepanjang jalan di Desa Pempatan mulai layu. Ketika sampai di rumah ia menemukan semua tanaman di kebunnya sudah mengering. "Jeruk sudah kempes," katanya.
Baca: PVMBG: Gunung Agung Tremor Overscale ke-6 Siang Ini
Menurut Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, kerusakan tanaman tersebut adalah dampak jangka pendek dari semburan abu vulkanik. "Kalau melihat jangka panjang. Ini suatu investasi ke depan, (abu vulkanik) akan menjadikan tanah subur dan masyarakat mendapatkan manfaat," ujarnya.
Devy menjelaskan, bila proses erupsi Gunung Agung sudah selesai abu vulkanik yang terbawa hujan akan terserap tanah. "Itu (abu vulkanik) adalah mineral yang datang dari perut bumi mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk menentukan fertilitas (kesuburan) tanah," katanya.