TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melakukan pencarian dan penyelamatan korban akibat banjir dan longsor di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terutama di tujuh kecamatan, yang hingga saat ini masih belum pulih sepenuhnya. Tujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Tulakan, Tegalombo, Nawangan, Arjosari, dan Ngadirojo.
“Dan daerah yang paling parah terdampak bencana adalah Kecamatan Pacitan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, yang diterima Tempo pada Jumat, 1 Desember 2017.
Baca: Pemerintah Kulon Progo Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
Hingga kini, menurut Sutopo, banjir di sebagian wilayah tersebut sudah surut serta tinggal menyisakan lumpur dan material yang terbawa. Akses menuju Pacitan dari Wonogiri juga sudah dapat dilalui. Selain itu, sebagian wilayah sudah kembali dialiri listrik. "Kecuali di daerah yang masih terdapat genangan dan longsor," ujarnya.
Sutopo mengatakan, 1.174 personel gabungan telah dikerahkan untuk melakukan penanganan darurat. Tim gabungan terdiri atas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pacitan (BPBD), Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian RI, Basarnas, Palang Merah Indonesia, satuan kerja perangkat daerah, BPBD Magetan, Baznas Tanggap Darurat, ACT, Perhutani, SAR FKM Solo, LMI, dan relawan. “Pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban dilanjutkan,” ucapnya.
Baca: Banjir Pacitan, Korban Meninggal Bertambah Jadi 20 Orang
Hingga hari ini, banjir dan longsor di Pacitan telah menewaskan 20 orang. Sebanyak 14 korban meninggal akibat longsor dan enam orang lain tewas karena banjir. Dari 20 korban meninggal itu, 11 korban sudah ditemukan dan sisanya masih dalam pencarian.
Banjir dan longsor di Pacitan juga menyebabkan empat orang luka-luka. Selain itu, 1.879 orang harus mengungsi ke beberapa titik pengungsian.
Sutopo mengatakan banjir dan longsor turut mengakibatkan kerugian materiil berupa rusaknya 1.709 rumah dan 17 unit fasilitas pendidikan dan bangunan lain. “Pendataan masih terus dilakukan karena belum semua lokasi dapat dijangkau,” tuturnya.
Banjir dan longsor yang melanda Pacitan pada 27-28 November lalu disebabkan siklon tropis Cempaka yang menimbulkan curah hujan ekstrem dengan intensitas 383 milimeter per hari. Dekatnya posisi siklon tropis Cempaka dengan daratan Pacitan, yakni hanya 23 kilometer sebelah selatan Pacitan di Samudra Hindia, telah menyebabkan kelumpuhan total. Banjir dan longsor bersamaan dengan gelombang laut tinggi membuat semua sungai yang bermuara di Teluk Pacitan meluap hingga terjadi banjir besar.