TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Bandung, Jawa Barat, memprediksi puncak musim hujan di Kota Bandung terjadi dua kali. Pertama pada November 2017 dan curah hujan tinggi kedua akan kembali mengguyur Kota Bandung pada Maret 2018 mendatang.
"Untuk Kota Bandung, kita memasuki hujan mulai Oktober kemarin sampai nanti Mei. Puncak musim hujannya itu di November ini dan nanti pada Maret," ujar Kepala BMKG Kelas 1 Bandung Tony Agus Wijaya kepada Tempo di Bandung, Selasa, 21 November 2017.
Baca juga: Banjir di Kabupaten Bandung, 1.500 Rumah Terendam
Menurut Tony, anomali cuaca yang terjadi membuat curah hujan cukup sulit diprediksi.
"Pola curah hujan sekarang ini tidak seperti 30 tahun yang lalu. Sekarang ini, ada anomali cuaca, anomali pola curah hujan, sehingga hujan yang seharusnya merata ini justru jadi mengumpul di beberapa hari tertentu," katanya.
Menurut Tony, musim penghujan tahun ini diindikasikan ada La Nina lemah. Seperti pada 2016 lalu yang juga terjadi La Nina lemah dan menyebabkan banjir yang cukup besar di beberapa tempat di Kota Bandung.
"La Nina ini menyebabkan tambahan curah hujan lebih dari arah Samudra Pasifik, menambah uap air di wilayah kita, akhirnya hujan kita meningkat. Namun yang terjadi beberapa waktu ini dari Oktober sampai sekarang umumnya masih gangguan cuaca jangka pendek," ucapnya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan antisipasi pemerintah kota memang sudah dilakukan sejak jauh hari. Banjir di kawasan Gede Bage dan kawasan Pagarsih menjadi pelajaran berharga bagi Ridwan.
"Antisipasi dilakukan secara mikro dan makro. Makronya, proyek-proyek besar sudah kami lakukan. Sodetan Pasteur sudah selesai, besar pengerjaannya dua bulan dengan biaya sekitar Rp 11 miliar. Maka kita doakan Pasteur tidak terjadi banjir lagi," tutur Ridwan.
Selain itu, Ridwan mengatakan beberapa proyek yang sedang digarap Pemkot Bandung guna menanggulangi bencana banjir adalah perbaikan gorong-gorong dan trotoar di 15 lokasi yang tersebar di Kota Bandung.
"Danau di beberapa lokasi sudah kita bangun, di antaranya yang di Ujung Berung, Sarimas, danau dengan kedalaman 5 meter dan luasnya 6 ribu meter persegi, pembangunannya sudah kita lakukan," ujarnya.
Kepala BMKG Kelas 1 Bandung, menambahkan, antisipasi sangat diperlukan guna mencegah terjadinya bencana alam yang disebabkan curah hujan tinggi.