TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sri Hartoyo menyatakan hasil rehabilitasi jaringan drainase Istana Kepresidenan akan canggih. Sebab, akan menerapkan sistem drainase yang sama dengan Stadion Gelora Bung Karno setelah renovasi.
"GBK menerapkan sistem yang sama untuk keperluan Asian Games 2018," ujar Sri saat diwawancarai khusus oleh Tempo, pekan lalu.
Sri menjelaskan, sistem jaringan drainase yang diterapkan Istana Kepresidenan dan Gelora Bung Karno adalah jaringan drainase dengan modular tank. Air hujan di Istana Kepresidenan dan Gelora Bung Karno tidak akan langsung dibuang ke sungai terdekat, tapi ditampung dulu alias rain harvesting.
Baca juga: Antisipasi Banjir 5 Tahunan, Jokowi Diminta Kerja di Bogor Dulu
Di Istana Kepresidenan, air hujan ditampung di dua bak penampungan atau modular tank yang berfungsi sebagai hilir. Lokasinya di dekat Istana Merdeka dan Istana Negara dengan volume lebih-kurang 250 meter kubik dan 50 meter kubik.
Nantinya, air yang berada di dalam modular tank itu bisa dikembalikan lagi ke tanah, dibuang ke sungai, atau dimanfaatkan lagi untuk keperluan lain. Misalnya, digunakan lagi untuk menyirami kebun Istana Kepresidenan.
"Saat hujan deras, air juga jadi tidak langsung dibuang ke Ciliwung, tapi ditampung dulu hingga debit air normal," ucap Sri.
Kepala Subbagian Bangunan Biro Umum Sekretariat Kepresidenan Hadi Wirahadikusuma menambahkan tiap bak penampungan itu juga sudah dilengkapi filter. Dengan begitu, air hujan yang ditampung bisa digunakan lagi dengan aman.
Bahkan, rencananya, bak penampungan di hilir jaringan drainase Istana Kepresidenan itu dilengkapi dengan water treatment. Jadi air yang ditampung bisa lebih bersih lagi untuk kemudian dikonsumsi.
"Ini bagian dari rencana menjadikan Istana Kepresidenan go green (ramah lingkungan)," kata Hadi.
Baca juga: Istana Negara Banjir, Ini Penjelasan Komplet Ahok
Rehabilitasi jaringan drainase Istana Kepresidenan berlangsung sejak Juli lalu sejak disetujui pada akhir 2016. Rehabilitasi yang memakan biaya Rp 49 miliar ini akan membongkar jaringan drainase dari Istana Negara sampai Istana Merdeka dengan panjang total sekitar 2 kilometer.
Akibat rehabilitasi itu, Presiden Joko Widodo akan lebih banyak bekerja di Istana Bogor selama Desember. Adapun rehabilitasi ditargetkan selesai 31 Desember 2017.