TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tandjung mendesak Setya Novanto diganti dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Akbar Tanjung khawatir kasus yang menjerat Setya Novanto berdampak buruk bagi perolehan suara partai pada Pemilu 2019 mendatang.
"Satu-satunya cara adalah bagaimana supaya Golkar ini secara organisasi memiliki solidaritas yang tinggi dan terkonsolidasi dengan baik, terjadi adanya perubahan dalam kepemimpinan," ucapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 14 November 2017.
Akbar mengatakan pergantian ketua umum partai adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Partai Golkar. Menurut Akbar, posisi Setya Novanto di pucuk pimpinan partai bakal berdampak pada citra Partai Golkar di mata pemilih.
Baca juga: Setya Novanto Tersangka Lagi, DPD Golkar Mengaku Tetap Solid
Akbar mengungkapkan kecemasannya perolehan suara Partai Golkar tak bisa memenuhi parliamentary threshold sebesar 4 persen suara. Itu artinya, Partai Golkar terancam tak bisa mengirim wakilnya duduk di DPR.
Terlebih dirinya mendengar elektabilitas Golkar saat ini ada di angka 7 persen. "Kalau di bawah 4 persen boleh dikatakan, ya dalam bahasa saya, bisa terjadi kiamat di partai Golkar ini," ujarnya.
Pergantian Ketua Umum Partai Golkar dirasa semakin penting, menurut Akbar, mengingat tahun depan digelar Pilkada serentak 2018. Pergantian ketua umum, kata Akbar, bisa membuat Golkar sukses dalam pemilihan kepala daerah serentak tahun depan. Kepemimpinan yang baru bakal membuat Golkar secara organisasi terkonsolidasi dengan baik.
Terkait sosok yang layak menggantikan Setya Novanto di pucuk pimpinan, Akbar menyerahkannya pada mekanisme yang berlaku di partai. Pemilihan ketua umum baru, harus dilaksanakan dalam forum musyawarah nasional atau musyawarah nasional luar biasa sesuai AD/ART.
"Saya tidak dalam posisi untuk menyebut nama-nama itu. Serahkanlah kepada mekanisme munas, atau mekanisme partai. untuk memutuskan siapa yang terbaik," ucapnya.
Kendati Setya Novanto kembali dijadikan tersangka oleh KPK, seluruh jajaran pengurus Partai Golkar mengaku tetap mendukung kepemimpinan Setya Novanto. Salah satu dukungan datang dari Ketua DPD Bali I Ketut Sudikerta.
Baca juga: Di Depan Kader Golkar Setya Novanto Berpesan: Hindari Korupsi
Ia mengatakan Ketua DPD yang hadir pada acara penutupan atap bangunan (topping off) pembangunan Gedung Panca Bakti di kompleks kantor DPP Golkar dan perayaan hari ulang tahun Setya Novanto yang ke-62 pada Minggu, 12 November 2017 menyatakan dukungan kepada Setya untuk menyelesaikan kepemimpinannya di Golkar.
“Kami menyampaikan dukungan secara bulat kepada Pak Ketua Umum untuk menyelesaikan proses hukum yang beliau hadapi dan mendukung kepemimpinan beliau sampai berakhir masa jabatan," kata Sudikerta yang digadang-gadang menjadi calon gubernur Bali tersebut.
Dukungan yang sama disampaikan Idrus Marham. "Segenap pimpinan DPD Partai Golkar provinsi se-Indonesia tadi menghadap pada ketua umum," kata Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham di kantor DPP Partai Golkar pada Minggu, 12 November 2017.