TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan tinggi belum memberikan komentar mengenai keberadaan jalur khusus penerimaan mahasiswa seperti penghafal kitab suci yang diusulkan satu fakultas di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sampai Sabtu 4 November 2017, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti belum memberikan siaran pers resmi mengenai kebijakan perguruan tinggi semacam itu.
Baca: UGM Tolak Usulan Jalur Prestasi Penghafal Kitab Suci
Setelah menerima banyak protes, Universitas Gadjah Mada sendiri menolak usulan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur prestasi penghafal kitab suci. Penolakan ini terkait surat Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM yang bersedia menerima mahasiswa baru dengan menampung para penghafal kitab suci dan pelantun kitab dengan seni.
Baca: UGM Geser ITB dalam Daftar Pemeringkatan PTN Terbaik 2017
FEB UGM sebelumnya bersedia menerima mahasiswa baru para penghafal kitab suci dan pelantun kitab dengan seni. Wacana ini muncul setelah ada evaluasi penerimaan mahasiswa baru 2017 pada 24 Oktober 2017 yang lalu. Fakultas itu siap menerima calon mahasiswa melalui jalur seleksi bibit unggul.
Sejauh ini, kebijakan penerimaan mahasiswa baru memang sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi. Untuk SNMPTN atau SBMPTN secara khusus ada panitia sendiri dan tidak ditangani pemerintah pusat. Demikian juga penerimaan jalur khusus yang menjadi kewenangan perguruan tinggi masing-masing.
Catatan Koreksi: Berita ini diubah pada Selasa 7 November 2017 setelah ada keberatan dari narasumber. Redaksi mohon maaf.