TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengutarakan strategi meningkatkan kesejahteraan anggota negara-negara Developing Eight (D8) dalam Konferensi Tingkat Tinggi D8 ke-9 di Lutfi Kirdar International Convention & Exhibition Center, Istanbul, Turki, pada Jumat, 20 Oktober 2017
"Dalam kesempatan ini izinkan saya menyampaikan tiga langkah untuk memperdalam kerjasama kita," kata Kalla dalam siaran pers juru bicara Wapres, Husain Abdullah.
KTT D8 ke-9 mengusung tema memperluas peluang melalui kerjasama. Acara dimulai pada Jumat, 20 Oktober 2017, pukul 10.00 waktu setempat.
Menurut Kalla, langkah pertama adalah negara-negara D8 harus membangun kemitraan yang kuat dengan sektor swasta dalam agenda kerjasama D8. Sebab, kerjasama ekonomi bukanlah tanggung jawab sepenuhnya pemerintah. "Karena itu pemerintah negara-negara D8 harus mempromosikan kerja sama di semua sektor, utamanya di sektor swasta," ujar Kalla.
Langkah kedua adalah kerjasama di sektor maritim sebagai alat penting dalam perdagangan. Sementara yang ketiga, JK menyerukan untuk mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan sebagai ekspansi bagi peluang ekonomi di dalam organisasi D8.
JK juga menyebut upaya lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu merevitalisasi dan meremajakan organisasi D8, melalui pendekatan yang pragmatis dan berorientasi pada hasil-guna di dalam bekerja sama. "Karena itu, Deklarasi Istanbul 2017 dan rencana aksi D-8 yang akan datang harus menandai sebuah perencanaan penting ke depannya," ujar Kalla.
KTT D8 ke-9 dihadiri Presiden Turki Recep Erdogan yang didampingi Menteri Luar Negerinya, Perdana Menteri Malaysia, Wakil Presiden Iran, Presiden dan Menteri Luar Negeri Nigeria, Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri Reto LP Marsudi. Sedangkan Mesir dan Bangladesh diwakili menterinya.
Selain berbicara soal peningkatan kerjasama negara-negara D8, dalam kesempatan itu Kalla memanfaatkan forum tersebut untuk meminta dukungan pencalonan Indonesia untuk menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.