TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan adanya indikasi bahwa isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) berkaitan dengan adanya propaganda politik. Direktur Program SMRC Sirojuddin Abbas mengatakan isu tersebut sebetulnya direproduksi oleh elite politik untuk tujuan politik tertentu.
"Biasa saja (politik) bukan karena ada masalah kesenjangan," kata Sirojuddin ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 30 September 2017.
Baca: Goenawan Mohamad: Kalau Mau Bilang PKI Ada, Buktikan!
Isu mengenai kebangkitan PKI sering dikaitkan dengan adanya ketidakadilan sosial, minimnya kesejahteraan, dan kemiskinan dalam masyarakat. Artinya, isu ini bisa muncul dan berkembang karena adanya kondisi di masyarakat yang belum sejahtera secara ekonomi.
Sirojuddin menambahkan, hasil survei yang dilakukan lembaganya juga menemukan adanya keterkaitan antara isu PKI yang muncul dan upaya dukungan kepada tokoh atau elite politik tertentu. Isu PKI, kata dia, berkaitan dengan adanya mobilisasi suara dari mesin politik partai dalam hal ini, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). "Jadi ini bagian dari kontestasi politik saja," ujarnya.
Naik dan turunnya isu PKI ini, Sirojuddin melanjutkan, juga berkaitan dengan upaya-upaya tokoh politik mencari kekuasaan. Bahkan lebih jauh, ujar dia, upaya tersebut termasuk ingin menurunkan legitimasi pemerintah saat ini.
Baca juga: Hasil Riset: Mengapa Banyak Orang Dituding Ikut PKI Usai 1965
Hasil survei SMRC yang dirilis pada Jumat, 28 September 2017, menunjukkan 86,8 persen responden tidak percaya adanya isu kebangkitan PKI. Survei ini dilakukan menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah 1057 responden. Survei tersebut juga menggunakan margin of error kurang-lebih 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.