TEMPO.CO, Karangasem - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan apabila Gunung Agung meletus, aliran listrik di Karangasem akan tetap aman. "Saya sudah bicara kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN)," katanya di posko Tanah Ampo, Karangasem, Minggu, 1 Oktober 2017.
Pastika menjelaskan, apabila gardu induk listrik tidak rusak, aliran listrik tidak akan ada masalah. Apalagi gardu induk itu ada di Desa Kecicang, Kecamatan Bebandem, lokasinya tidak di zona berbahaya.
"Saya sudah bicara kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN), selama gardu induk tidak rusak, di Desa Kecicang (Kecamatan Bebandem) itu tidak berada di zona bahaya," katanya di Posko Tanah Ampo, Karangasem, Minggu, 1 Oktober.
Baca: Antisipasi Bahaya Awan Panas Gunung Agung, BNPB Pasang Sirene
Untuk fasilitas komunikasi, kata dia, tidak akan terpengaruh erupsi Gunung Agung. "Saya sudah ketemu Telkom, sedang dibicarakan dengan para provider lain, bahwa dijamin semua akan hidup. Jadi, komunikasi tetap bisa berjalan walaupun gunung itu meletus," ujarnya.
Pastika juga mengatakan, pihaknya berupaya menyediakan pelayanan pengungsian jangka panjang. "Kita tidak tahu bencana akan terjadi seminggu, dua minggu, sebulan, setahun. Tidak ada satu pun orang yang bisa meramalkan," tuturnya.
Ia mencontohkan, erupsi Gunung Agung sebelumnya terjadi pada 1963-1964. "Oleh karena itu kita harus hitung dengan jangka panjang, mau tidak mau. Itu sebabnya kami anjurkan mereka menempati balai banjar, balai desa, gedung serbaguna, dan gedung olahraga. Bahkan beberapa Pura yang besar punya wantilan juga bisa dimanfaatkan," katanya.
Simak pula: Jika Bandara Ngurah Rai Ditutup, Ini Skenario PT Angkasa Pura I
Menurut dia, penggunaan tenda sebagai tempat pengungsian dianggap tidak nyaman dalam jangka waktu lama. "Kalau sudah di balai banjar nanti didata lebih baik lagi, sehingga penyaluran logistik, pemeliharaan kesehatan, dan pengurusan pendidikan bisa berjalan lebih tertib," katanya.