TEMPO.CO, Batu - Saat Wali Kota Batu Eddy Rumpoko Eddy Rumpoko ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sabtu, 16 September 2017, istrinya, Dewanti Ruparin Diah Rumpoko, sedang berada di London, Inggris. Dewanti menjenguk putrinya, Ganisa Pratiwi, yang sedang menempuh pendidikan doktoral.
Sejumlah warga Batu, Jawa Timur, yang menamai diri “Sahabat ER” mengadakan acara penyalaan lilin di Balai Kota Among Tani, kompleks perkantoran Pemerintah Kota Batu dan rumah dinas Wali Kota Batu, lima hari seusai penangkapan itu, Kamis, 21 September 2017. Dewanti tak terlihat di masjid atau di depan Balai Kota.
Di tengah-tengah acara, seorang perempuan naik ke atas panggung. Dia menyorongkan telepon genggamnya mendekati pengeras suara. Di ujung telepon, ternyata ada Dewanti. Wali Kota Batu terpilih yang bakal menggantikan suaminya itu menyapa para pendukung Eddy.
BACA: 10 Fakta tentang Wali Kota Batu Eddy Rumpoko
“Alhamdulillah, terima kasih tak terhingga,” kata Dewanti. “Doakan agar Mas Eddy kuat. Dia pemimpin yang baik, tak mencederai dan mengecewakan warga Batu.” Dewanti hanya menyapa selama lima menit, kemudian berpamitan dan menyampaikan salam kepada sahabat ER.
Mengakhiri doa bersama dan malam seribu lilin itu, digelar kain putih sepanjang 10 meter di depan panggung. Bergantian, para sahabat ER membubuhkan tanda tangan di atas kain itu. Malam semakin larut, Sahabat ER mengakhiri acara dengan doa bersama yang dipimpin seorang ulama dan menyanyikan lagu Bagimu Negeri.
Eddy kini ditahan di Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta. Dia telah ditetapkan KPK sebagai tersangka suap pengadaan meja kerja untuk staf dan eselon Pemerintah Kota Batu. Eddy Rumpoko dituduh menerima suap Rp 500 juta untuk proyek senilai Rp 5,26 miliar itu.
EKO WIDIANTO (BATU)