TEMPO.CO, Denpasar - Kepala Balai Pengelola Tansportasi Darat Wilayah Bali dan NTB, Agung Hartono menyampaikan langkah antisipasi bagi jalur transportasi wisatawan jika terjadi erupsi Gunung Agung dan mengganggu penerbangan. Pihaknya menyiapkan tiga titik pemberangkatan bagi wisatawan untuk menggunakan jalan darat.
“Rencana mitigasi itu pernah diterapkan dalam menangani penumpang ketika Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai terdampak abu vulkanik Gunung Raung di Jawa Timur dan Gunung Barujari di Lombok NTB,” kata Agung, Senin, 25 September 2017. Wisatawan dapat menggunakan bus melalui tiga titik, yakni terminal Ubung Denpasar, Mengwi di Kabupaten Badung dan Pelabuhan Benoa Denpasar.
Baca : Anak Pengungsi Gunung Agung Mulai Bersekolah Lagi
Di Bali terdapat sekitar 2.300 unit bus, terdiri atas 1.800 unit bus pariwisata dan 500 bus antarkota antarprovinsi. Setelah dilakukan penghitungan bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, diperkirakan sekitar 300 bus dapat diarahkan untuk pelayanan penumpang wisatawan gagal terbang jika Gunung Agung erupsi.
Baca : Keluarga Peraih Emas ASEAN Para Games Ngungsi karena Gunung Agung
Hingga saat ini meningkatnya aktivitas gunung api tidak mengganggu kegiatan wisatawan dalam dan luar negeri menikmati liburan di Pulau Dewata. Menurut Gubernur Bali Made Mangku Pastika, jika terjadi kondisi terburuk, maka daerah terdampak sejauh 10 kilometer. "Karena jaraknya sekitar 85 kilometer timur Denpasar," ujarnya.
Akibat peningkatan status Gunung Agung menjadi awas atau level IV, ratusan warga yang bermukim di sekitar lereng gunung sudah diungsikan hingga radius 12 kilometer. Mereka ditampung di sejumlah lokasi pengungsian di Kabupaten Klungkung, Bali.
ANTARA | SAIFULLAH S